Selasa, 26 April 2011

Detektor Rice Mengidentifikasi Antimateri Terberat yang pernah Ditemukan

Selasa, 26 April 2011 - Para ilmuwan berharap studi tentang antimateri yang tercipta dalam akselerator partikel, yang mencoba meniru kondisi awal alam semesta ini, akan menawarkan petunjuk pada mengapa alam memungkinkan manusia untuk ada.

Para fisikawan di Rice University bersama kolaborator mereka telah mendeteksi  antimateri dari inti helium, yaitu antihelium-4. Partikel yang baru terobservasi ini merupakan partikel antimateri terberat yang pernah terdeteksi.
Para ilmuwan di Lab Rice Bonner merancang dan membangun detektor time-of-flight baru yang mengidentifikasi antihelium-4. Detektor seharga 7,5 juta dolar ini dibangun atas kerjasama AS-China yang dipimpin oleh Rice, di mana para ilmuwan Cina pun memberikan kontribusi terhadap proyek bernilai 2,5 juta dolar tersebut. Detektor baru itu diinstal sebagai bagian dari percobaan STAR pada Relativistic Heavy Ion Collider (RHIC) di Brookhaven National Laboratory, New York. Para ilmuwan STAR mengumumkan temuan mereka ini dalam jurnal Nature.
Kira-kira sama jumlah materi dan antimateri yang tercipta dalam tabrakan inti emas energik pada STAR, namun karena bola api mengembang dan mendingin dengan cepat, antimateri dapat bertahan lebih lama dari yang tercipta di dalam big bang. Dalam tabrakan (latar belakang) inti helium-4 biasa ini cocok dengan (latar depan) inti antihelium-4. (Kredit: Kolaborasi STAR dan Lawrence Berkeley National Laboratory)
Antimateri adalah Yang terhadap materi Yin. Keduanya tercipta dalam jumlah yang kemungkinan sama pada saat Big Bang, namun karena materi dan antimateri memusnahkan satu sama lainnya saat kontak, sebagian besarnya menghilang hampir seketika.
Para ilmuwan berharap studi tentang antimateri yang tercipta dalam akselerator partikel, yang mencoba meniru kondisi awal alam semesta ini, akan menawarkan petunjuk pada mengapa alam memungkinkan manusia untuk ada.
Tahun lalu di Brookhaven, tak lama setelah detektor time-of-flight sepenuhnya terinstal, bukti dari 15 inti antihelium-4 (alias anti-alpha) ditemukan di antara triliunan partikel yang dilepaskan ketika ion emas berat bertabrakan pada hampir kecepatan cahaya. Inti-inti ini berisi dua antiproton dan dua antineutron dan tidak mengalami peluruhan radioaktif.
Tabrakan tersebut menghasilkan quark gluon plasma yang, ketika didinginkan, bertransisi menjadi gas hadron yang mengandung proton, neutron dan antimateri mereka setara di antara banyak partikel dasar lainnya. Awan partikel yang mengembang pesat inilah di mana tim riset menemukan antihelium-4.
Jalur inti antihelium-4, disorot dalam warna merah, muncul dalam berbagai trek yang dihasilkan oleh tabrakan emas di dalam detektor STAR di RHIC. Time Projection Chamber STAR mengukur momentum dan massa dari peristiwa tabrakan, yang diayak untuk memilih partikel dengan karakteristik tertentu. (Kredit: Kolaborasi STAR)
“Ini adalah gumpalan besar antimateri,” kata Frank Geurts, asisten profesor fisika dan astronomi Rice serta penulis utama makalah. “Fakta bahwa dua antineutron dan dua antiproton bertemu satu sama lain, menghasilkan anti-alpha, melakukan perjalanan dua hingga tiga meter ke udara dan memberi kami sinyal terukur ketika mereka melewati detektor time-of-flight, merupakan hal yang luar biasa.”
Yang sama mengejutkan adalah kemampuan detektor STAR dalam menangkap dan mengidentifikasi partikel antimateri berat di antara triliunan partikel yang tercipta pada tabrakan di Brookhaven setiap tahunnya. Ini akan menjadi jauh lebih mudah untuk menemukan pepatahan jarum dalam tumpukan jerami, tapi detektor time-of-flight baru ini, yang dirancang dan dibangun para ilmuwan Rice selama satu dekade, menaikkan tugasnya. Jabus Roberts, seorang profesor fisika dan astronomi Rice, dan ilmuwan penelitian Geary Eppley, keduanya adalah rekan-penulis di atas makalah baru, memulai penelitian yang mengarah pada detektor lebih dari 10 tahun yang lalu. Eppley dan William Llope, dosen senior dalam fisika dan astronomi yang juga rekan-penulis, mengelola pembangunan dan pemasangan alat tersebut.
Detektor ini terdiri dari 23.000 sensor yang mengelilingi STAR (Solenoidal Tracker at RHIC). Sensor ini mengidentifikasi jenis-jenis partikel subatom yang dilepaskan ketika inti berat saling bertabrakan. Detektor memberitahu para peneliti berapa lama waktu yang dibutuhkan partikel untuk melakukan perjalanan dari penciptaannya ke titik ia melewati salah satu sensor, dan akurasinya mencapai hingga 10 miliar per detik.
Rice memainkan peran dalam penemuan peristiwa di balik penciptaan ini. Seorang mahasiswa pascasarjana Rice menemukan bukti pertama bahwa antihelium-4 tercipta pada tumbukan di RHIC. Jianhang Zhou, saat ini bekerja di industri swasta di Houston, “mendedikasikan bab dalam tesisnya dengan fakta bahwa ia telah menemukan dua kandidat (untuk antihelium-4),” kata Geurts. “Pada saat itu, kami memerlukan lebih banyak lagi statistik dan sebuah detektor time-of-flight untuk memastikan temuannya tersebut.” Bahkan, makalah Nature menghitung adanya dua partikel Zhou di antara total 18 yang dilaporkan, meskipun mereka telah teridentifikasi di STAR sebelum detektor time-of-flight terinstal.
“Anda bisa membantah bahwa itu bukan partikel yang diharapkan, namun implikasi untuk penemuannya dan jumlah yang kami temukan sesuai dengan apa yang kami harapkan,” kata Geurts. “Kami saat ini bisa melihat perpanjangan dari sistem periodik unsur ke dalam wilayah antimateri dan materi yang asing.”
Puncak observasi baru sebelumnya menemukan sebuah inti antihidrogen yang mengandung tiga partikel, termasuk anti-quark, oleh tim yang sama tahun lalu. Rekor baru itu mungkin akan tetap berdiri untuk waktu yang lama, kata Geurts.
Dia menyarankan, meskipun partikel antimateri yang lebih berat kelak ditemukan – tapi mungkin tidak di planet ini. Sebuah pernyataan dari Brookhaven mencatat bahwa antilithium-6, inti antimateri berat yang tidak mengalami peluruhan radioaktif, diperkirakan menjadi satu juta kali lebih jarang, dan penemuannya adalah di luar jangkauan teknologi saat ini.
Lebih banyak penemuan dasar dapat ditemukan di galaksi jauh di mana antimateri dari Big Bang masih mungkin terdeteksi. Alpha Magnetic Spectrometer (AMS), yang akan dipasang pada International Space Station, akan mengukur sinar kosmik untuk bukti materi gelap dan antimateri. Ruang angkasa ulang-alik Endeavour akan membawa instrumen untuk ISS jika memang diluncurkan pada tanggal 29 April seperti yang direncanakan.
AMS juga akan mencari antihelium-4 itu. Jika ditemukan, bisa menjadi bukti adanya kawasan alam semesta yang lebih besar yang keseluruhannya terbuat dari antimateri. Pengukuran STAR akan membantu para ilmuwan memahami kondisi di alam semesta sangat awal yang memungkinkan galaksi antimateri tersebut terbentuk.
Penemuan anti-alpha hadir pada seratus tahun pemodelan pertama Ernest Rutherford pada atom yang menggunakan partikel alpha.
Jurnal: H. Agakishiev dan lain-lain. Observation of the antimatter helium-4 nucleusNature, 2011; DOI: 10.1038/nature10079

Pengaruh Buruk Televisi

Sabtu, 23 April 2011 - Wajar saja kalau televisi memang tidak terlalu senang dengan situs jejaring sosial. Banyak orang sekarang beralih dari media lama yang monoton ke media baru yang interaktif.


Strategi menunjukkan citra buruk internet, khususnya situs jejaring sosial, sebagai tempat para penipu, penculik, penghina guru atau lembaga, dsb, terlepas dari fakta kalau internet, sesungguhnya hanyalah tempat. Sama seperti rumah si A, halaman sekolah, lapangan sepak bola, dsb. Tapi generasi tua yang tidak akrab dengan internet mungkin mengira kalau internet adalah dunia mengerikan seharusnya anaknya tidak boleh masuk ke dalamnya. Dunia mengerikan tersebut, mungkin saja, justru ada di rumah anda sendiri. Di sebuah kotak bernama televisi. Berikut sejumlah fakta ilmiah yang menunjukkan pengaruh televisi bagi manusia.
Balita yang menonton televisi mengakibatkan masa sekolahnya dipenuhi gangguan perilaku
Para ilmuan mengawasi lebih dari 1000 bayi berusia 29 bulan dan kebiasaan mereka di depan televisi. Pengaruhnya langsung nyata, bahkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lainnya. Semakin banyak waktu yang dihabiskan balita menonton televisi, semakin mungkin ia berperilaku buruk di kelas, pasif, prestasi matematika anjlok, senang mencontek dan umm, gemuk.
Penelitian tadi di AS. Di New Zealand juga demikian. Semakin banyak jam sang balita terpapar televisi, semakin besar ia bakalan drop out di sekolah. Bukan masalah apa acaranya. Balita tidak akan mengerti pelajaran membunuh ataupun berbuat baik di televisi. Cukup menonton saja, biarpun tidak ada acaranya.
Bayi dan Anak yang menonton televisi memiliki rentang perhatian rendah
Pernah melihat orang begitu fokus hingga dipanggil seolah gak mendengar. Bisa jadi ia memang tidak mendengar dan bisa jadi ia menonton televisi. Studi dari Iowa State University memastikan kalau batas waktu dua jam sehari adalah maksimal untuk anak. Lebih dari itu anak akan mengalami gangguan perhatian. Dan kemungkinan lebih sering dilempar penghapus oleh guru karena tidak memperhatikan guru yang mengajar di depan kelas. Hal ini juga berlaku bagi bayi yang terpaparkan siaran televisi, karena walau pun tidak mengerti isinya, perubahan pola warna dan gambar yang sangat cepat dan tak terkendali di televisi lah yang menyebabkannya.
Televisi merusak mimpi
Pernah mimpi enak tentang dinosaurus lalu terbangun dari tidur dan sadar kalau televisi menyala dan memang sedang film dinosaurus? Itu tanda nyata kalau televisi mempengaruhi mimpi. Lebih hebat lagi, ia mempengaruhi citra visual dari mimpi. Orang yang hidup di zaman televisi hitam putih memiliki mimpi hitam putih. Orang yang hidup di zaman televisi berwarna, memiliki mimpi yang tentu saja, berwarna.
Televisi membuat anda gemuk
Komputer memang juga membuat gemuk, tapi televisi juga. Intinya apapun yang membuat malas bergerak dapat menyebabkan gemuk. Sesederhana itu. Tidak heran jika penelitian memang menemukan kalau orang yang sedikit menonton televisi membakar lebih banyak kalori per hari daripada orang yang sering menonton televisi. Implikasinya? Tentu saja diet. Para ilmuan berhasil menurunkan berat mahasiswa hanya dengan membatasi waktu mereka menonton televisi di asramanya.
Televisi membuat anda gemar kekerasan
Ini bukan lagi kontroversi. Para ilmuan sepakat kalau tayangan televisi memang membuat orang lebih mungkin bertindak kekerasan. Perhitungan statistik menunjukkan seseorang berusia 18 tahun, rata-rata sudah menyaksikan 200 ribu tindak kekerasan dan 40 ribu pembunuhan, yang memang tentu saja hampir semuanya dalam acara “hiburan.”  Penelitian pada perilaku menonton tv 700 anak menunjukkan kalau semakin tinggi jumlah jam menonton televisi, semakin mereka berperilaku agresif. Ingat ilmuan sudah hati-hati, dengan menyertakan faktor seperti kemiskinan dan pengabaian. Tetap saja jumlah waktu menonton televisi berpengaruh lebih besar.
Sumber
Cooper, S. 6 Shocking Ways TV Rewires Your Brain. Cracked Science, 10 Desember 2010
Hickman, M. Watching TV ‘makes toddlers less intelligent’ Independent, 3 May 2010
Referensi ilmiah
  1. Christakis, D.A., Zimmerman, F.J., DiGiuseppe, D.L. “Early Television Exposure and Subsequent Attentional Problems in Children,” Pediatrics, 2004, 113(4):708-713
  2. Herr, N. Television and Health: Television Statistics and Influence of Television.http://www.csun.edu/science/health/docs/tv&health.html
  3. Jeffrey Johnson et al., “Television Viewing and Aggressive Behavior During Adolescence and Adulthood,” Science 295 (March 29, 2002): 2468–2471
  4. Murzyn, E. “Do We Only Dream in Colour? A Comparison of reported dream colour in younger and older adults with different experiences of black and white media” Consciousness and Cognition, 2008, 1228-1237
  5. Otten, J.J., Jones, K.E., Littenberg, B., Harvey-Berino, J. “Effects of Television Viewing Reduction on Energy Intake and Expenditure in Overweight and Obese Adults: A Randomized Controlled Trial” Arch Intern Med. 2009;169(22):2109-2115.
  6. Pagani, L.S., Fitzpatrick, C., Barnett, T.A., Dubow, E. “Prospective Associations between Early Childhood Television Exposure and Academic, Psychososial, and Physical Well-Being by Middle Childhood.” Arch Pediatr Adolesc Med., 2010, 164(5):425-431
  7. Swing, E.L., Gentile, D.A., Anderson, C.A., Walsh, D.A. “Television and Video Game Exposure and the Development of Attention Problems.” Pediatrics, 2010, 126(2):214-221

Mengapa Ledakan Bintang Terbesar Sering Terjadi di Galaksi Terkecil Mulai Terungkap

Jumat, 22 April 2011 - Studi ini menjelaskan mengapa bintang besar di galaksi kecil mengalami ledakan yang bahkan lebih kuat daripada bintang yang berbobot serupa di galaksi yang lebih besar seperti Bima Sakti kita.

Para astronom yang menggunakan Galaxy Evolution Explorer NASA mungkin telah lebih dekat untuk mengetahui mengapa beberapa ledakan bintang paling masif yang pernah diamati terjadi di galaksi yang terkecil.
“Ini bagaikan menemukan pegulat sumo dalam ‘Mobil Cerdas’ kecil,” kata Don Neill, anggota tim Evolution Galaxy Explorer NASA di Institut Teknologi California di Pasadena, dan penulis utama studi baru yang dipublikasikan dalam Jurnal Astrophysical.
Galaxy Evolution Explorer NASA membantu memecahkan misteri - mengapa galaksi terkecil menghasilkan ledakan bintang yang terbesar, atau supernova? (Kredit: NASA/JPL-Caltech)
“Ledakan bintang-bintang besar yang paling kuat terjadi di galaksi yang bermassa sangat rendah. Data terbaru mengungkapkan bahwa bintang-bintang yang mulai membesar dalam galaksi kecil tetap membesar sampai mereka meledak, sedangkan di galaksi yang lebih besar mereka justru mengkerut seiring bertambahnya usia, dan kurang besar ketika mereka meledak,” kata Neill.
Selama beberapa tahun terakhir, para astronom yang menggunakan data dari Palomar Transient Factory, survei angkasa luar berbasis darat di Observatorium Palomar dekat San Diego, telah menemukan sejumlah ledakan bintang yang luar biasa terang di galaksi kerdil yang ukurannya hingga 1.000 kali lebih kecil dari galaksi Bima Sakti kita. Ledakan bintang, disebut supernova, terjadi ketika bintang besar – beberapa di antaranya berukuran hingga 100 kali massa matahari kita – mengakhiri hidup mereka.
Pengamatan Palomar mungkin menjelaskan misteri pertama yang ditunjukkan oleh Neil deGrasse Tyson dan John Scalo ketika mereka masih berada di University of Austin Texas (Tyson kini menjadi direktur Hayden Planetarium in New York). Mereka mencatat bahwa supernova terjadi di tempat yang sepertinya tidak ada galaksi sama sekali, dan mereka bahkan mengusulkan bahwa galaksi kerdil adalah tempat itu, sebagaimana yang ditunjukkan data Palomar saat ini.
Kini, para astronom menggunakan data ultraviolet dari Galaxy Evolution Explorer untuk memeriksa lebih lanjut galaksi-galaksi kerdil. Pembentukan bintang baru cenderung memancarkan sejumlah sinar ultraviolet yang berlebihan, sehingga Galaxy Evolution Explorer, yang telah banyak memindai luar angkasa dalam cahaya ultraviolet, merupakan alat yang ideal untuk mengukur laju kelahiran bintang di galaksi.
Hasilnya menunjukkan bahwa galaksi kecil memiliki yang massa rendah, seperti yang sudah diduga, dan memiliki tingkat rendah dalam hal pembentukan bintang. Dengan kata lain, galaksi mungil tidak banyak menghasilkan bintang besar.
“Bahkan dalam galaksi-galaksi kecil di mana ledakan terjadi, justru jarang terjadi pada galaksi-galaksi besar,” kata rekan-penulis Michael Rich dari UCLA, yang merupakan anggota tim misi.
Selain itu, studi baru ini membantu menjelaskan mengapa bintang-bintang besar di galaksi kecil mengalami ledakan yang bahkan lebih kuat daripada bintang-bintang yang berbobot serupa di galaksi yang lebih besar seperti Bima Sakti kita. Alasannya, galaksi bermassa rendah lebih cenderung memiliki sedikit atom-atom berat, seperti karbon dan oksigen, daripada rekan-rekan mereka yang lebih besar. Galaksi-galaksi kecil ini berusia lebih muda, dan dengan demikian bintang-bintang mereka memiliki sedikit waktu untuk memperkaya lingkungan dengan atom-atom berat.
Menurut Neill dan rekan-rekannya, kurangnya atom berat pada atmosfer di sekitar bintang besar menyebabkan ia kurang menumpahkan material seiring usia. Pada intinya, bintang-bintang besar di galaksi kecil ini lebih gemuk pada usia tua dibandingkan bintang-bintang besar di galaksi yang lebih besar. Dan semakin gemuk sebuah sebuah bintang, maka semakin besar ledakan yang akan terjadi. Menurut para astronom, hal ini dapat menjelaskan mengapa super-supernova terjadi di galaksi yang tidak terlalu super.
“Bintang-bintang tersebut bagaikan juara kelas berat, melanggar semua catatan,” kata Neill.
Rich menambahkan, “Galaksi-galaksi kerdil ini sangat menarik bagi para astronom, karena mereka sangat mirip dengan jenis-jenis galaksi yang mungkin telah hadir di alam semesta muda kita, tak lama setelah Big Bang. Galaxy Evolution Explorer telah memberi kita alat yang ampuh untuk mempelajari seperti apa galaksi ketika alam semesta masih sangat muda.”
Caltech memimpin misi Galaxy Evolution Explorer dan bertanggung jawab untuk operasi ilmu pengetahuan dan analisis data. Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena mengelola misi dan membangun instrumen ilmu pengetahuan. Caltech mengelola JPL untuk NASA. Misi ini dikembangkan di bawah Explorers Program NASA yang dikelola oleh Goddard Space Flight Center, Greenbelt, Md. Para peneliti disponsori oleh Universitas Yonsei di Korea Selatan, dan Centre National d’Etudes Spatiales (CNES) di Perancis bekerja sama dalam misi ini.
Grafis dan informasi tambahan tentang Galaxy Evolution Explorer dapat diperoleh dihttp://www.nasa.gov/galex/ dan http://www.galex.caltech.edu.
Jurnal: James D. Neill, Mark Sullivan, Avishay Gal-Yam, Robert Quimby, Eran Ofek, Ted K. Wyder, D. Andrew Howell, Peter Nugent, Mark Seibert, D. Christopher Martin, Roderik Overzier, Tom A. Barlow, Karl Foster, Peter G. Friedman, Patrick Morrissey, Susan G. Neff, David Schiminovich, Luciana Bianchi, José Donas, Timothy M. Heckman, Young-Wook Lee, Barry F. Madore, Bruno Milliard, R. Michael Rich, Alex S. Szalay. The Extreme Hosts of Extreme SupernovaeThe Astrophysical Journal, 2011; 727 (1): 15 DOI: 10.1088/0004-637X/727/1/15

Galaksi Bima Sakti akan memakan galaksi kecil tetangganya dan juga akan dimakan galaksi Andromeda

Selasa, 26 April 2011 - Pernah meletakkan dua hamster dalam satu kandang lalu besok paginya, anda bangun dan melihat hanya ada seekor hamster gemuk yang terlihat tak berdosa? Hal ini sama. Hanya saja hamsternya adalah galaksi.


Rumah galaksi kita, Bima Sakti, adalah kumpulan sekitar 400 miliar bintang tersebar dalam cakram tipis selebar lebih dari 100 ribu tahun cahaya. Matahari kita adalah salah satu bintang yang berada di sekitar separuh jalan keluar dari pusat cakram, bergerak bersama bintang-bintang lain mengelilingi pusat galaksi dengan orbit yang hampir bulat. Bima Sakti akan terlihat seperti galaksi spiral rata-rata jika kita bisa melihatnya dari luar.
Bima Sakti adalah anggota sebuah grup terdiri dari sekitar 40 galaksi yang bergentayangan di sekitar kita, terikat bersama dengan tarikan gravitasi gabungan. Dua galaksi terbesar sejauh ini adalah Bima Sakti dan Andromeda, sebuah spiral berputar terdiri dari satu triliun bintang yang berada sekitar 2,5 juta tahun cahaya dari sini.
Galaksi kita memangsa galaksi kecil di dekatnya
Galaksi cebol Sagitarius adalah galaksi kecil mungil yang terletak dekat sekali dengan Bima Sakti. Jaraknya hanya 50 ribu tahun cahaya dari pusat galaksi kita. Ia ditemukan oleh astronom Michael J Irwin di awal tahun 1990. Ia menjadi pemegang rekor galaksi terdekat dengan Bima Sakti, mengalahkan Awan Magellan yang berjarak tiga kali lipat.
Awal tahun 1994, astronom Rodrigo A. Ibata bertemu astronom Michael J. Irwin dengan membawa sebuah teka-teki. Sekelompok bintang yang diduga Ibata sebagai bagian dari gembungan Bima Sakti – daerah yang mengelilingi pusat galaksi – menjauh dari Bumi jauh lebih cepat dari bintang-bintang yang ada di sana. Spektra dari kelompok bintang ini, diambil selama beberapa tahun dengan Teleskop Anglo – Australia di Coonabarabran, menunjukkan kalau mereka memiliki kecepatan yang sama dan tidak bergerak sama cepat dengan bintang-bintang lain di gembungan.
Tim peneliti dibentuk memeriksanya dan menemukan kalau fakta ini disebabkan oleh Bima Sakti memakan galaksi cebol Sagitarius ini. Galaksi malang itu tertelan dan hingga sekarang masih dalam proses dicerna oleh Bima Sakti dalam orbital pertamanya. Kepadatan rendah dan penampilan panjang sang galaksi mini ini menunjukkan kalau ia tidak mampu menahan tarikan gravitasi Bima Sakti lebih lama lagi, kata Irwin.

Andromeda memangsa galaksi kecil di dekatnya
Tahun 2003, astronom Puragra (Raja) GuhaThakurta dan David Reitzel mengamati dalam dua laporan terpisah satu tahun kalau ada aliran sisa di Andromeda. Ia jauh lebih kabur dan dideteksi dengan teknik yang lebih sensitif. Para peneliti berfokus pada bagian sempit di halo Andromeda, dan fakta kalau mereka menemukan aliran sisa ini menunjukkan kalau mungkin ada banyak aliran sisa yang lebih kabur di bagian lain galaksi ini, demikian kata GuhaThakurta.
Contoh dua galaksi yang sedang saling makan
Unsur kimia lebih berat dari hidrogen dan helium, yang disebut para astronom sebagai “logam,” disintesis di bintang yang sangat masif, yang memperkaya komposisi unsur berat ini pada generasi bintang masa depan. Bintang-bintang di halo Andromeda mencakup sejumlah besar sifat pengayaan kimia, dan gerakan relatifnya satu sama lain umumnya acak. Jadi para peneliti terkejut menemukan kalau sebagian besar bintang-bintang  kaya logam dalam sampel mereka semua bergerak bersama sebagai kelompok.Fakta ini ternyata menunjukkan kalau galaksi Andromeda juga telah memangsa galaksi-galaksi kecil di dekatnya.
Galaksi Andromeda akan memangsa galaksi kita
Dan ketika semua sudah habis, tebak apa yang akan dilakukannya. Ia akan memangsa galaksi kita, Bima Sakti, yang ukurannya hanya separuh. Kejadian ini akan mulai terjadi pada 2 miliar tahun yang akan datang dan sempurna menyatu dalam 5 miliar tahun yang akan datang.
Tumbukan di masa depan telah menarik minat banyak orang dalam dekade terakhir, menurut astrofisikawan John Dubinski dari Universitas Toronto di Kanada, yang menciptakan animasi bencananya dari sudut pandang tata surya. Sementara itu para ilmuan juga membuat simulasi yang lebih besar. Simulasi ini mengungkapkan sejumlah detail dalam dekonstruksi dan pelepasan galaksi ketika mereka bertumbukan dan menyatu membentuk galaksi lonjong. Bima Sakti ditunjukkan face-on dan bergerak dari bawah atas ke kiri Andromeda dan ke kanan atas. Andromeda miring dari perspektif ini. Gambarannya selebar 1 juta tahun cahaya. Setelah tumbukan awal, sebuah pola spiral terbuka terbangun di Bima Sakti maupun Andromeda dan ekor pasang surut panjang serta jembatan bintang penghubung terbentuk. Galaksi-galaksi bergerak menjauh dan kembali menyatu untuk tumbukan kedua dan setelah beberapa perputaran yang melontarkan lebih banyak bintang dalam pola riak kompleks mereka tenang menjadi sesuatu yang menyerupai galaksi lonjong.

Referensi
Cowen, R. 1994. Ill-fated Milky Way neighbor found – Milky Way Galaxy likely to absorb newly discovered dwarf galaxy. Science News, April 9.
Dubinski, J. 2001. The Merger of the Milky Way and Andromeda Galaxies
Muir, H. 2007. Galactic Merger to ‘Evict’ Sun and Earth.
Schwarzschild , B. 2009. Galactic cannibalism. Physics Today, October 1.
Stephens, T. 2003. Astronomers detect a faint debris trail in the Andromeda galaxy, more evidence of galactic cannibalism.
Referensi Lanjut
Future Sky Animations
Animasi

Mitos Potensi Otak

Minggu, 24 April 2011 - Para motivator atau penjual jasa belajar ajaib sering mengatakan kalau kita bisa mencapai 100% potensi otak kita lewat cara mereka seolah mereka memang telah menunjukkan potensi otak 100%. Lalu jika sudah 100% potensi otak mengapa biasa saja? Fakil sudah pernah membahas mitos 10% otak. Mitos kali ini berbeda karena ada yang mengkritik kalau yang dikatakan fakil adalah proporsi otak, bukan potensi otak. Mari kita lihat kalau kedua hal ini sama-sama mitos.


Kita semua lahir dengan lebih dari 100 miliar sel otak atau neuron. Ini modal dan tidak akan dapat bertambah lagi di masa depan. Sel otak adalah satu-satunya sel di tubuh manusia yang tidak membelah dan beregenerasi. Begitu rusak, tidak ada penggantinya.
Angka 100 miliar sangat besar. Itu setara dengan jumlah bintang di galaksi Bima Sakti atau sekitar 20 kali jumlah manusia yang ada di Bumi sekarang. Sebuah modal yang sangat besar dan modal ini berpotensi lebih besar lagi.
Sebuah sel otak memiliki cabang-cabang atau dendrit yang muncul dari badan selnya. Dendrit ini mengambil sinyal kimia disekujur sinapsis dan sinyalnya kemudian disalurkan ke akson. Setiap cabang akson memiliki sebuah kantung yang mengandung neurotransmitter di ujungnya. Sinyal listrik menyebabkan pelepasan neurotransmitter ini, yang pada gilirannya merangsang atau menghambat dendrit tetangganya, seperti saklar lampu on-off.
Nah inilah yang sering dibangga-banggakan para motivator. Setiap sel otak dapat terhubung dengan 15 ribu sel otak lainnya. Berani membayangkan? Ini artinya karena ada 100 miliar sel otak, dan setiap sel punya hubungan ke 15 ribu sel otak lain, maka ada sambungan yang luar biasa besar. Benar-benar banyak, melebihi jumlah bintang di alam semesta.
Selanjutnya fakta lain adalah sejak lahir jumlah sambungan di otak bayi bertambah. Pada tahun pertama hidup, lonjakan jumlah sambungan begitu besar. Cara kerjanya begini, bila seorang ibu mengulang nama anak, maka suara ibu akan menjadi informasi yang masuk ke otak anak, dan otak akan membentuk sambungan baru yang memungkinkan sang anak mengenali nama tersebut di masa datang. Dengan kata lain, sambungan yang ada menunjukkan kalau ada informasi baru.
Dari lahir, otak terus menciptakan sambungan-sambungan yang membentuk perilaku kita, pikiran kita, kesadaran, ingatan dan sebagainya. Ya, yang anda sebut hati nurani atau jiwa hanyalah sambungan-sambungan yang terbentuk di otak.
Pada usia 3 tahun, otak bayi telah membentuk seribu triliun sambungan. Hal inilah yang kita lihat pada cepatnya bayi belajar bahasa, bagaimana cepatnya bayi belajar dsb.
Distorsi Komersil
Sampai fakta di atas, kita sudah belajar kalau belajar meningkatkan jumlah sambungan di otak. Semakin banyak belajar semakin banyak sambungan. Karena ada potensi 15 ribu sambungan di setiap sel otak yang jumlahnya ada 100 miliar, maka mungkin saja, kita seharusnya bisa memanfaatkan potensi ini. Kita bisa belajar luar biasa banyaknya. Dan dari asumsi inilah mitosnya berasal.
Terlebih lagi, ditemukan kalau otak orang dewasa hanya rata-rata memiliki 500 triliun sambungan, separuh sambungan di otak bayi. Jadi katanya para penulis di buku motivasi, seharusnya kita memiliki otak yang seperti bayi, kita harusnya punya 100 triliun triliun sambungan dsb. Betapa besarnya potensi yang kita sia-siakan. Ingin memanfaatkannya? Belilah buku saya atau ikutlah metode saya, kata motivator.
Tetapi
Ada mengenali kejanggalan? Orang dewasa hanya punya 500 triliun sambungan, tapi jelas kita lebih pintar dari bayi berusia 3 tahun yang punya 1000 triliun sambungan. Bukankah jika jumlah sambungan merupakan indikator belajar maka kita lebih bodoh dari sang bayi?
Begini, prinsip yang digunakan dalam pembentukan sambungan di otak adalah pakai atau hilang. Artinya kalau sambungan tersebut tidak dipakai, ia akan hilang. Sambungan itu ada yang sementara dan ada yang permanen. Pertama kali mengucapkan kata mama pada bayi, membentuk sambungan di otak sang bayi. Tapi sambungan ini masih sementara. Jika ibu mengucapkan kata ibu berulang-ulang, seperti saat bermain atau apa saja yang relevan, sambungan menjadi permanen dan terlestarikan sehingga sang bayi memahami konsep mama secara penuh.
500 triliun sambungan di otak dewasa tersebut sudah terseleksi dari 1000 triliun itu, hanya yang terbaik, yang dipandang penting bagi kita dan kelangsungan hidup kita. Tidak ada cukup waktu untuk membentuk triliunan lagi sambungan karena otak kita sudah tidak sefleksibel otak bayi, kita sudah lewat masa keemasan pertumbuhan.
Analogi yang mudah adalah membayangkan kalau otak itu seperti sebuah rumah. Ada banyak ruang kosong di rumah anda bukan? Rumah anda berpotensi untuk menampung, katakanlah 6 ribu buku. Tapi  apakah anda mau memenuhi rumah anda dengan 6 ribu buku?
Seperti itu. Otak punya potensi menciptakan triliun triliun triliunan sambungan, tetapi apa kita perlu mewujudkannya? Bisa jadi orang dengan sambungan otak 100% penuh malah tidak dapat melakukan apa-apa karena tidak mampu lagi melakukan pengerangkaan (framing) terhadap alam sekitarnya.
Secara fisika, semakin banyak sambungan tentu semakin banyak energi. Dengan kondisi normal saja, otak memakan 20% energi tubuh, bagaimana dengan 100% sambungan. Lalu secara kimia, bila terlalu padat, kemungkinan sinyal mengalami kesalahan rute semakin besar, akibatnya terjadi konsleting di otak. Kejang-kejang mungkin?
Setelah kita melewati masa balita dan mulai sekolah, otak mulai kehilangan plastisitasnya. Walaupun jumlah bahan yang kita pelajari jauh lebih banyak dari yang dipelajari bayi, tapi sambungan baru yang permanen sulit terbentuk. Bagi para pendidik, hal ini membuat mereka sibuk merancang metode pembelajaran yang efisien. Bagi para motivator, hal ini membuat mereka sibuk merancang cara mendapatkan uang besar dari menjual harapan percepatan belajar.
Bagi fakta ilmiah, ini kembali pada evolusi. Gen yang memperpanjang plastisitas otak dibantu faktor lingkungan yang mendukung belajar menghasilkan sambungan di otak yang permanen dan menciptakan apa yang disebut sebagai orang cerdas. Gen setiap orang berbeda, lingkungan setiap orang berbeda, dan karenanya pendidikan yang efektif adalah pendidikan yang menghargai dan berfokus pada perbedaan ini. Dan jika benar-benar ingin menghasilkan anak cemerlang, mulailah sejak awal dengan berbicara, bernyanyi, bermain dan membaca bersama anak. Berbicaralah dengan bayi walaupun ia tidak memahaminya karena justru dari suara ibu ia belajar memahami. Tidak perlulah membuang banyak uang untuk pendidikan mahal yang diragukan sains.
Referensi
Brotherson, S. “Understanding Brain Development in Young Children,” Bright Beginnings #4, April 2005.
Jensen, E. Teaching with the Brain in Mind, Association for Supervision and Curriculum Development, 1998.
Siegel, D.J. The Developing Mind, New York: Guilford Press, 1999.

Sidik jari dan Bakat Anak


Selasa, 26 April 2011 - Karena di masyarakat semakin gencar dikampanyekan adanya hubungan sidik jari dan bakat anak, maka fakil merasa bertanggung jawab untuk mengupas sedalam-dalamnya klaim-klaim yang diberikan jasa ini dari sisi kritis dan melihat kemungkinan adanya dukungan ilmiah terhadap klaim tersebut. Karena klaimnya sangat banyak, kami memilih untuk mengurutkannya saja, ketimbang membahasnya sekaligus.


Kadang sains menemukan sesuatu yang aneh, lebih aneh dari yang dibayangkan pseudosains. Sidik jari telah lama dipandang memiliki fakta ilmiah yang kokoh. Fakta-fakta ilmiah kokoh mengenai sidik jari antara lain:
  1. Sidik jari tiap manusia beda
  2. Sidik jari ada pada semua primate dan beberapa mamalia
  3. Sidik jari berevolusi untuk membantu genggaman primata
  4. Sidik jari memiliki hubungan dengan penyakit mental tertentu atau kecerdasan yang sangat tinggi
Satu hal yang mengejutkan adalah munculnya “fakta” baru di masyarakat kalau sidik jari berhubungan dengan bakat anak. Akibatnya sejumlah lembaga dan perusahaan mengkampanyekan jasa pemeriksaan sidik jari anak untuk melihat potensi sang anak di masa depan. Tapi, yang semacam ini sangat dekat dengan pseudosains seperti ramalan tapak tangan. Mari kita cek klaimnya satu demi satu:
Berbasis pada Kecerdasan Ganda Howard Gardner
Kami sudah membahas sebelumnya kalau kecerdasan ganda tidak ilmiah. Ia tidak punya bukti efektivitas, tidak punya bukti neurologis, tidak punya alat ukur, ambigu dalam definisi, sebenarnya adalah bakat ganda dan tautologis. Jasa Sidik Jari memang benar merujuk kalau kecerdasan ganda sebenarnya bakat ganda, tapi gagal menyadari kalau kelemahan lainnya.
100 pemikir paling berpengaruh dari mana?
Tiap jari berhubungan dengan tiap lobus di Otak
Menurut klaim jasa sidik jari:
Jari kelingking = Occipital lobe
Jari manis = Temporal lobe
Jari tengah = Parietal lobe
Jari telunjuk = Inferior frontal lobe
Ibu jari = Superior Frontal lobe
Tiap jari berasosiasi katanya dengan tiap lobus otak
Sekarang kita bandingkan dengan fungsi tiap lobus otak ini
Occipital lobe = berasosiasi dengan proses visual
Temporal lobe = berasosiasi dengan persepsi dan pengenalan stimuli auditori, memori dan ucapan
Parietal lobe = berasosiasi dengan gerakan, orientasi, persepsi stimuli
Inferior frontal lobe = berasosasi dengan konsep persepsi dan penalaran
Superior frontal lobe = berasosiasi dengan penalaran, perencanaan, bagian dari ucapan
Bagian-bagian otak
Sekarang bagaimana hubungannya? Menurut jasa sidik jari:
Jari kelingking kiri = bakat visual
Jari kelingking kanan = bakat pengamatan
Jari manis kiri = bakat akustik
Jari manis kanan = bakat bahasa
Jari tengah kiri = bakat imajinatif
Jari tengah kanan = bakat operasi
Jari telunjuk kiri = bakat artistik
Jari telunjuk kanan = bakat analisa logika
Ibu jari kiri = bakat kreatif
Ibu jari kanan = bakat perencanaan

Interface sebelum Menapakkan tangan
Perhatikan bagaimana peran tiap lobus otak dengan menghubungkannya ke jari di tangan sehingga bisa dikatakan kalau kemampuan otak dapat dideteksi dari tiap jari.  Jadi kunci dari klaim ini adalah adanya asosiasi antara jari dan lobus otak. Apa buktinya? Lalu apa hubungannya dengan bakat ganda Gardner? Kita tinggalkan dulu pertanyaan ini. Sekarang perbedaan individu:
Dikatakan ada lima tipe sidik jari di tiap jari manusia dan menurut jasa sidik jari bakat, tiap tipe ini berasosiasi dengan tipe belajar:
Pusaran (whorl) = pembelajar kognitif
Loop ulnar = pembelajar afektif
Loop radial = pembelajar berpikir kritis
Tented arch = pembelajar antusiastik
Arch = pembelajar reflektif
Kemudian juga dihitung sudut AtD telapak tangan dengan kategori:
Sudut AtD < 40 derajat = pembelajar efektif
Sudut AtD antara 40 dan 44 derajat = pembelajar normal
Sudut AtD > 44 derajat = pembelajar afektif
Mari kita coba pakai pengetahuan yang kita ketahui mengenai jari dan otak:

Keberatan Secara neurologi
Jari adalah anggota gerak tubuh sekaligus alat peraba, ia terhubung dengan korteks motorik yang terdapat di frontal lobe dan korteks somatosensorik yang terletak di parietal lobe. Korteks motorik mengendalikan gerakan jari sementara korteks somatosensorik mengendalikan penginderaan sentuh jari.
Berdasarkan fakta ini, otomatis setiap jari dikendalikan oleh frontal lobe dan parietal lobe, tetapi jasa sidik jari mengatakan hanya jari tengah yang berasosiasi dengan parietal lobe. Jadi ini berarti hanya jari tengah yang dapat merasakan panas kalau kita menyentuh sesuatu yang bersuhu tinggi. Anda tidak akan merasa panas jika menyentuh bara dengan telunjuk, karena asosiasinya bukan ke parietal lobe. Absurd?
Begitu juga frontal lobe, dalam klaim jasa sidik jari, ia hanya berasosiasi dengan ibu jari dan jari telunjuk. Kalau benar berarti hanya ibu jari dan jari telunjuk yang bisa bergerak. Jari yang lain tidak bisa bergerak. Absurd?

Anda mungkin berpendapat kalau hal ini tidak sekaku demikian. Memang ada porsi frontal lobe di semua jari dan juga porsi parietal lobe di semua jari. Tapi itu juga berarti porsi dari lobe lainnya ada di semua jari, lalu kenapa tiap jari punya kelebihan. Jika jari telunjuk dan jari tengah punya kelebihan porsi frontal, bukankah ini berarti kalau kedua jari ini lebih lincah dari jari lainnya? Kalau jari tengah punya kelebihan porsi parietal, bukankah ini berarti jari ini lebih peka pada deteksi lainnya?
Keberatan secara evolusi
Seleksi alam bekerja efisien, ketimbang mengendalikan tiap jari dengan satu lobus otak masing-masing, seleksi alam akan memilih mengendalikannya cukup dengan satu dua lobus. Memakai semua lobus tidak efisien secara energi karena berarti energi diberikan pada semua lobus. Apa manfaat evolusioner dari menyalurkan temporal dan occipital ke jari?
Kekaburan makna
Apa makna dari afektif, efektif, kognitif, antusiastik, kritis, dsb. Semua istilah yang dibuat manusia untuk mempermudah pengkajian. Bila anda buka buku teori pendidikan, para ahli berdebat mengenai definisi pasti dari tiap istilah ini. Lalu jasa sidik jari datang mengatakan kalau istilah-istilah tersebut sesuatu yang pasti. Atas dasar apa? Atas dasar sidik jari? Itu artinya logika sirkuler. Anda ingin menunjukkan sidik jari menentukan bakat atau menunjukkan kalau bakat menentukan sidik jari?

Pencet
Kegilaan marketing
12 ribu lebih siswa bunuh diri di India tiap tahun karena stress ujian sekolah
Penyebab utamanya karena tekanan teman dan orang tua
DMIT (Jasa sidik jari) dapat menawarkan masukan penting bagi konseling dan panduan siswa
Oke, ini masalah etis, tapi kenapa harus menjanjikan sebegitu besarnya efektivitas bila tidak punya kekokohan ilmiah sama sekali?
Contoh lain : DMIT GeneCode video dari Malaysia pada 3:37
“Jenius itu 99% usaha dan 1% bakat”
Ini bukan fakta ilmiah. Jenius itu jauh lebih besar disebabkan bakat. Dan ini bukan semata sesuatu yang pasti bisa dihitung persentasenya semata. Dunia tidak sesederhana yang dikatakan motivator (fakil anti motivator)
Hubungan sidik jari dan kecerdasan
Ini adalah daftar pranala penelitian yang menunjukkan hubungan sidik jari dan kecerdasan
M. Vashist, R. Yadav, N. & A. kumar : Axial triradius as a preliminary diagnostic tool in patients of mental retardation. The Internet Journal of Biological Anthropology. 2010 Volume 4 Number 1http://www.ispub.com/journal/the_internet_journal_of_biological_anthropology/volume_4_number_1_61/article/axial-triradius-as-a-preliminary-diagnostic-tool-in-patients-of-mental-retardation.html
Kesimpulan penelitiannya kalau orang dengan keterbelakangan mental dapat dilihat dari sudut aksial radiusnya. Ini juga menggunakan indikator IQ.

Keterbelakangan mental dan sangat cerdas itu tidak normal
Najafi, M. Association between Finger Patterns of Digit II and Intelligence Quotient Level in Adolescents  -Iranian Journal of Pediatrics, Volume 19 (Number 3), September 2009, Pages: 277 284 http://www.sid.ir/en/VEWSSID/J_pdf/92320090310.pdf
Penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan pola tertentu sidik jari telunjuk dengan kecerdasan saat dewasa. Dengan kata lain, konsep IQ tetap cukup, tidak perlu bakat ganda, dan itupun hanya jari telunjuk, bukan jari lainnya. Tidak semua pola memiliki hubungan dan peneliti juga ragu dengan hasil penelitiannya sendiri.
Cesarik, M., et al, Quantitative Dermatoglyphic Analysis in Person With Superior Intelligence, Coll. Antropol, 1996, 20(2):413-418 –http://www.collantropol.hr/_doc/Coll.%20Antropol.%2020%20(1996)%202:%20413-418.pdf
Penelitian ini menunjukkan kalau orang yang sangat cerdas dapat dikenali dari sidik jarinya. Kembali ia hanya memakai IQ saja sebagai indikator.
Penelitian dari China:

Perhatikan kalau semua sumber hanya mampu menunjukkan asosiasi dengan IQ. Bila anda menghubungkannya dengan sidik jari anak yang katanya memiliki bakat kecerdasan ganda, apa landasannya?

Kritikus Independen
Mereka melakukan tinjauan kritis sejenis. Kesimpulannya :
Tidak ada bukti ilmiah kalau ia bekerja
Berbohong dalam promosinya
Membuat klaim menyesatkan
Memberi bukti kesaksian, bukan bukti ilmiah
Bicara dalam istilah pseudosains
Tidak diterima di barat yang masyarakat umumnya rasional
Fakta tentang sudut AtD
Kembali kita ambil klaim dari jasa sidik jari :
Sudut AtD < 40 derajat = pembelajar efektif
Sudut AtD antara 40 dan 44 derajat = pembelajar normal
Sudut AtD > 44 derajat = pembelajar afektif

Di India juga ada
Dan ini yang diungkapkan sains:
Sudut AtD < 30 derajat = sering ditemukan pada penderita keterbelakangan mental (IQ<70)
Sudut AtD antara 30 dan 40 = sering ditemukan pada orang cerdas (IQ > 120)
Sudut AtD antara 40 dan 55 = normal
Sudut AtD > 55 derajat = sering ditemukan pada penderita keterbelakangan mental (IQ <70)
Sudut AtD > 60 derajat = penderita sindrom Down (trisomi 21 dan gangguan trisomi lainnya)

Telapak tangan manusia normal dengan sudut AtD nya
Sumber :
Perhatikan bagaimana jasa sidik jari berbeda penafsiran dengan hasil penelitian ilmiah. Jasa sidik jari bakat tidak memasukkan data tentang anak keterbelakangan mental atau sindrom Down, posisi normal berbeda, dan sains tidak mengenal istilah afektif efektif.
Dr. Rita Levi-Montalcini dan Dr. Stanley Cohen
Situs ini mengatakan penemunya adalah Levi-Montalcini dan Cohen.
Berikut klaimnya :
Later on, Dr. Rita Levi-Montalcini and Dr. Stanley Cohen found a correlation between NGF (Nerve Growth Factor) and EGF (Epidermal Growth Factor). The correlation can be explained as follows.
1. The fingerprint on the thumb correlated with prefrontal brain sections. 2. The fingerprint on the index correlated with frontal brain sections. 3. The fingerprint on the middle finger of the brain correlated with the parietal. 4. The fingerprint on the ring finger of the brain associated with temporal. 5. The fingerprint on the little finger associated with the occipital brain.
Ini omong kosong besar. Coba anda cek di Wikipedia apa itu :
Dan
NGF adalah protein kecil yang penting untuk pertumbuhan, perawatan dan kesintasan sel syaraf targetnya. Ia berfungsi sebagai molekul pensinyal. Dengan kata lain, ia adalah dokternya sel syaraf manusia.
EGF juga sama. Ia adalah protein kecil yang penting untuk pertumbuhan, perawatan dan kesintasan sel kulit targetnya.

Periksa tangan sekarang
Dengan kata lain mengatakan NGF berkorelasi dengan EGF sama saja mengatakan syaraf berkorelasi dengan kulit. Bahkan sebelum NGF dan EGF ditemukanpun orang sudah tahu. Apa hubungannya dengan klaim kalau jari berhubungan dengan masing-masing lobus otak coba?
Tidak pernah pula ada hubungannya NGF dan EGF dengan sidik jari dan bakat. Intinya, NGF dan EGF hanyalah pencaplokan istilah sains semata agar telihat, ya ilmiah.
Profesor Roger Lin
Cek klaimnya disini : Profesor Roger Lin
Profesor Roger Lin
Apa yang aneh adalah :
“Skala itu disusun berdasarkan NLP Training Act Amerika Serikat,..”
Kami telah tunjukkan kalau Neurolinguistic Programming (NLP) tidak ilmiah, tidak ada bukti dan tidak memiliki efektivitas. Jika skala potensi sidik jari dan bakat anak disusun berdasarkan NLP, maka dia dua kali lipat absurditasnya.
Pencarian nama Roger Lin dalam database sciencedaily dari tahun 2005 yang memuat 101.589 laporan penelitian ilmiah tidak menunjukkan hasil padahal ada 398 laporan. Satu-satunya data objektif yang bisa diyakini dari biografi Roger Lin di atas adalah penemuan sensor telapak tangannya saja, bukan efektivitas dari bakat anak dan sidik jari.
Sidik jari berkembang dalam kandungan?
Salah besar. Coba lihat jari bayi yang baru lahir dan periksa ada tidaknya sidik jari disitu. Faktanya sidik jari terbentuk mulai pada usia 10 minggu dan selesai pada usia 24 minggu. Faktor yang menyebabkan sidik jari adalah faktor kebetulan, lingkungan dan warisan (Jeremy Haack, 2008). Fakta ini sudah lama diketahui di dunia kepolisian untuk pelatihan pengenalan sidik jari di TKP.

Laporan
Penelitian Basset et al
Penelitian ini baru selesai tanggal 19 Oktober 2010. Masih sangat baru tapi relevan dengan kasus hubungan jari dan bakat kita. 18 orang partisipan, semua dominan tangan kanan, mengikuti pemeriksaan fMRI (Scan Otak) saat ditugaskan menekan tuts-tuts piano dengan jari kiri (ibu jari tidak diperbolehkan). Setiap partisipan memiliki sedikitnya 4 tahun pengalaman dengan alat musik, pandangan normal dan tidak punya sejarah penyakit syaraf atau gangguan psikologis. Pengukuran dilakukan dalam tiga sesi latihan dalam periode 5 hari.
Nah berdasarkan asumsi jasa sidik jari kita, karena para partisipan adalah orang-orang berbakat musik maka kita akan menduga kalau bagian paling aktif adalah temporal lobe, karena katanya bakat akustik berada di jari manis dan jari manis berkaitan dengan temporal lobe. Mari kita lihat hasil scan:
Bandingkan dengan lokasi lobus otak :
Ada 112 titik di korteks yang aktif saat itu. Temporal lobe terletak di daerah sekitar telinga kita ke belakang. Tapi begitu anda lihat dalam functional parcellation, apakah temporal lobe sangat aktif? Tidak. Ia bahkan tidak hadir dalam kondisi awal. Perlu diketahui kalau potret otak di atas berdasarkan skala waktu, bukan irisan otak. Jadi pada awal tugas bermain piano (kiri atas) yang aktif adalah frontal lobe, dan seterusnya hingga kotak kanan bawah. Lihat, bahkan tugas yang sudah jelas menunjukkan bakat musik melibatkan interaksi dinamis berbagai bagian otak. Tidak sesederhana yang dikatakan jasa sidik jari.

Zhai Guijun
Penelitian berikut sangat menarik : Zhai Guijun. Report on Study of Multivariate Intelligence Measurement through Dermatoglyphic Identification. Beijing Oriental KeAo Human Intelligence Potential Research Institute, 2006: http://www.zdzw.com/html/yulw.htm
Ia merupakan satu-satunya penelitian yang mendukung sidik jari cerdas lewat kecerdasan ganda. Walau begitu perlu diperhatikan kalau:
  1. Penelitian tidak diterbitkan di jurnal peer review, tapi secara online
  2. Tidak ada referensi yang dikutip
  3. Belum ada satupun penelitian yang mendukungnya

Dan seandainya anda mencoba mengatakan penelitian ini mendukung sidik jari dan bakat, silakan pelajari hasil penelitian tersebut. Anda akan melihat:
  1. Ia tidak mengatakan sama sekali hubungan antara tiap lobus otak dengan jari
  2. Pengarangnya bukan Roger Lin
  3. Dia tidak menyebutkan sama sekali NGF dan EGF
  4. Definisi kecerdasan yang digunakan ditentukan sendiri

Kesimpulan
Hubungan sidik jari dan bakat masih sangat controversial. Hanya ada satu penelitian ilmiah yang mendukung dari sekian banyak yang ada. Sebagian besar kampanye hubungan sidik jari dan bakat hanyalah pseudosains. Memakai istilah sains seolah apa yang ia klaim didukung fakta ilmiah. Hal ini selalu terjadi pada masyarakat kita yang awam dan tidak berpikir kritis. Pendidikan tidak sesederhana kecerdasan ganda, NLP, peta pikiran, sidik jari, otak kiri otak kanan, ESQ, mitos 10% otak, kata-kata ahli motivasi, mitos perkembangan otak, reiki, aktivasi otak tengah, dsb. Pendidikan melibatkan seluruh otak, tiap orang khas, dipengaruhi sekian banyak faktor yang membuat para ilmuan dan pendidik pusing ratusan tahun lamanya. Menyederhanakannya semata lari dari masalah untuk harapan semu. Dari pada anda menggunakan 500 ribu rupiah uang anda untuk terapi, lebih baik anda gunakan untuk menghabiskan waktu bersama anak anda, menyanyi, ngobrol, membaca, bermain bersama, membelikannya sayur dan buah dan menghindarkannya dari pengaruh buruk televisi. Cara sederhana tapi selalu terbukti untuk perkembangan kecerdasan dan bakat anak.
Catatan
Kesimpulan di atas masih sementara karena kami harus mempelajari lebih jauh mengenai paper Zhai Guijun. Dari pengamatan sementara paper ini terlihat tidak memenuhi standar ilmiah biasanya dan lebih mirip permainan numerologi. Tapi itu hanya tinjauan awal. Dari sekian banyak pseudosains yang berputar mengaburkan hubungan sidik jari dan bakat, kami harap paper ini memberikan jawaban pasti apakah benar atau salah. Praktisi sains yang membaca artikel ini diharap juga melakukan tinjauan kritis sehingga tidak ada lagi keraguan.


Referensi ilmiah
Basset, D.S., Wymbs, N.F., Porter, M.A., Mucha, P.J., Carlson, J.M., Grafton, S.T. “Dynamic Reconfiguration of Human Brain Networks during Learning.” 19 Oct 2010.
Cesarik, M., et al, Quantitative Dermatoglyphic Analysis in Person With Superior Intelligence, Coll. Antropol, 1996, 20(2):413-418
Fiore M, Chaldakov GN, Aloe L (2009). “Nerve growth factor as a signaling molecule for nerve cells and also for the neuroendocrine-immune systems”. Rev Neurosci 20 (2): 133–45
Liu Shusen;et al Correlation Analysis Between Fingerprint Pattern And Intelligence. ;Journal Of Chengde Medical College;1995-01
LUO Tong Xiu, XU Ming Zong, LI Shi Wang, ZHOU Xiang, OUYANG Chi, ZHOU Xin Lian . Research on dermal ridge in students with high intelligence. HEREDITAS(BEIJING);1999-03
M. Vashist, R. Yadav, N. & A. kumar : Axial triradius as a preliminary diagnostic tool in patients of mental retardation. The Internet Journal of Biological Anthropology. 2010 Volume 4 Number 1
Najafi, M. Association between Finger Patterns of Digit II and Intelligence Quotient Level in Adolescents  -Iranian Journal of Pediatrics, Volume 19 (Number 3), September 2009, Pages: 277 284
Purves D, Augustine G, Fitzpatrick D, Hall W, LaMantia A, McNamara J, White L (2004). Neuroscience. Sunderland, Mass: Sinauer. pp. 72–173, 600–606.
Quan Yuelong;Liu Zhonghua; Xu Pingfang;Ding Feng. A Dermatoglyphics Study Of Supernormal Children. ?Acta Anthropologica Sinica1995-01
Zhai Guijun. Report on Study of Multivariate Intelligence Measurement through Dermatoglyphic Identification. Beijing Oriental KeAo Human Intelligence Potential Research Institute, 2006.
Referensi populer
Jeremy Haack, 2008. Fingerprints.