Selasa, 26 April 2011 - Karena di masyarakat semakin gencar dikampanyekan adanya hubungan sidik jari dan bakat anak, maka fakil merasa bertanggung jawab untuk mengupas sedalam-dalamnya klaim-klaim yang diberikan jasa ini dari sisi kritis dan melihat kemungkinan adanya dukungan ilmiah terhadap klaim tersebut. Karena klaimnya sangat banyak, kami memilih untuk mengurutkannya saja, ketimbang membahasnya sekaligus.
Kadang sains menemukan sesuatu yang aneh, lebih aneh dari yang dibayangkan pseudosains. Sidik jari telah lama dipandang memiliki fakta ilmiah yang kokoh. Fakta-fakta ilmiah kokoh mengenai sidik jari antara lain:
- Sidik jari tiap manusia beda
- Sidik jari ada pada semua primate dan beberapa mamalia
- Sidik jari berevolusi untuk membantu genggaman primata
- Sidik jari memiliki hubungan dengan penyakit mental tertentu atau kecerdasan yang sangat tinggi
Satu hal yang mengejutkan adalah munculnya “fakta” baru di masyarakat kalau sidik jari berhubungan dengan bakat anak. Akibatnya sejumlah lembaga dan perusahaan mengkampanyekan jasa pemeriksaan sidik jari anak untuk melihat potensi sang anak di masa depan. Tapi, yang semacam ini sangat dekat dengan pseudosains seperti ramalan tapak tangan. Mari kita cek klaimnya satu demi satu:
Kami sudah membahas sebelumnya kalau kecerdasan ganda tidak ilmiah. Ia tidak punya bukti efektivitas, tidak punya bukti neurologis, tidak punya alat ukur, ambigu dalam definisi, sebenarnya adalah bakat ganda dan tautologis. Jasa Sidik Jari memang benar merujuk kalau kecerdasan ganda sebenarnya bakat ganda, tapi gagal menyadari kalau kelemahan lainnya.
100 pemikir paling berpengaruh dari mana?
Tiap jari berhubungan dengan tiap lobus di Otak
Menurut klaim jasa sidik jari:
Jari kelingking = Occipital lobe
Jari manis = Temporal lobe
Jari tengah = Parietal lobe
Jari telunjuk = Inferior frontal lobe
Ibu jari = Superior Frontal lobe
Tiap jari berasosiasi katanya dengan tiap lobus otak
Sekarang kita bandingkan dengan fungsi tiap lobus otak ini
Occipital lobe = berasosiasi dengan proses visual
Temporal lobe = berasosiasi dengan persepsi dan pengenalan stimuli auditori, memori dan ucapan
Parietal lobe = berasosiasi dengan gerakan, orientasi, persepsi stimuli
Inferior frontal lobe = berasosasi dengan konsep persepsi dan penalaran
Superior frontal lobe = berasosiasi dengan penalaran, perencanaan, bagian dari ucapan
Sekarang bagaimana hubungannya? Menurut jasa sidik jari:
Jari kelingking kiri = bakat visual
Jari kelingking kanan = bakat pengamatan
Jari manis kiri = bakat akustik
Jari manis kanan = bakat bahasa
Jari tengah kiri = bakat imajinatif
Jari tengah kanan = bakat operasi
Jari telunjuk kiri = bakat artistik
Jari telunjuk kanan = bakat analisa logika
Ibu jari kiri = bakat kreatif
Ibu jari kanan = bakat perencanaan
Interface sebelum Menapakkan tangan
Perhatikan bagaimana peran tiap lobus otak dengan menghubungkannya ke jari di tangan sehingga bisa dikatakan kalau kemampuan otak dapat dideteksi dari tiap jari. Jadi kunci dari klaim ini adalah adanya asosiasi antara jari dan lobus otak. Apa buktinya? Lalu apa hubungannya dengan bakat ganda Gardner? Kita tinggalkan dulu pertanyaan ini. Sekarang perbedaan individu:
Dikatakan ada lima tipe sidik jari di tiap jari manusia dan menurut jasa sidik jari bakat, tiap tipe ini berasosiasi dengan tipe belajar:
Pusaran (whorl) = pembelajar kognitif
Loop ulnar = pembelajar afektif
Tented arch = pembelajar antusiastik
Arch = pembelajar reflektif
Kemudian juga dihitung sudut AtD telapak tangan dengan kategori:
Sudut AtD < 40 derajat = pembelajar efektif
Sudut AtD antara 40 dan 44 derajat = pembelajar normal
Sudut AtD > 44 derajat = pembelajar afektif
Mari kita coba pakai pengetahuan yang kita ketahui mengenai jari dan otak:
Keberatan Secara neurologi
Jari adalah anggota gerak tubuh sekaligus alat peraba, ia terhubung dengan korteks motorik yang terdapat di frontal lobe dan korteks somatosensorik yang terletak di parietal lobe. Korteks motorik mengendalikan gerakan jari sementara korteks somatosensorik mengendalikan penginderaan sentuh jari.
Berdasarkan fakta ini, otomatis setiap jari dikendalikan oleh frontal lobe dan parietal lobe, tetapi jasa sidik jari mengatakan hanya jari tengah yang berasosiasi dengan parietal lobe. Jadi ini berarti hanya jari tengah yang dapat merasakan panas kalau kita menyentuh sesuatu yang bersuhu tinggi. Anda tidak akan merasa panas jika menyentuh bara dengan telunjuk, karena asosiasinya bukan ke parietal lobe. Absurd?
Begitu juga frontal lobe, dalam klaim jasa sidik jari, ia hanya berasosiasi dengan ibu jari dan jari telunjuk. Kalau benar berarti hanya ibu jari dan jari telunjuk yang bisa bergerak. Jari yang lain tidak bisa bergerak. Absurd?
Anda mungkin berpendapat kalau hal ini tidak sekaku demikian. Memang ada porsi frontal lobe di semua jari dan juga porsi parietal lobe di semua jari. Tapi itu juga berarti porsi dari lobe lainnya ada di semua jari, lalu kenapa tiap jari punya kelebihan. Jika jari telunjuk dan jari tengah punya kelebihan porsi frontal, bukankah ini berarti kalau kedua jari ini lebih lincah dari jari lainnya? Kalau jari tengah punya kelebihan porsi parietal, bukankah ini berarti jari ini lebih peka pada deteksi lainnya?
Keberatan secara evolusi
Seleksi alam bekerja efisien, ketimbang mengendalikan tiap jari dengan satu lobus otak masing-masing, seleksi alam akan memilih mengendalikannya cukup dengan satu dua lobus. Memakai semua lobus tidak efisien secara energi karena berarti energi diberikan pada semua lobus. Apa manfaat evolusioner dari menyalurkan temporal dan occipital ke jari?
Kekaburan makna
Apa makna dari afektif, efektif, kognitif, antusiastik, kritis, dsb. Semua istilah yang dibuat manusia untuk mempermudah pengkajian. Bila anda buka buku teori pendidikan, para ahli berdebat mengenai definisi pasti dari tiap istilah ini. Lalu jasa sidik jari datang mengatakan kalau istilah-istilah tersebut sesuatu yang pasti. Atas dasar apa? Atas dasar sidik jari? Itu artinya logika sirkuler. Anda ingin menunjukkan sidik jari menentukan bakat atau menunjukkan kalau bakat menentukan sidik jari?
Kegilaan marketing
12 ribu lebih siswa bunuh diri di India tiap tahun karena stress ujian sekolah
Penyebab utamanya karena tekanan teman dan orang tua
DMIT (Jasa sidik jari) dapat menawarkan masukan penting bagi konseling dan panduan siswa
Oke, ini masalah etis, tapi kenapa harus menjanjikan sebegitu besarnya efektivitas bila tidak punya kekokohan ilmiah sama sekali?
Contoh lain : DMIT GeneCode video dari Malaysia pada 3:37
“Jenius itu 99% usaha dan 1% bakat”
Ini bukan fakta ilmiah. Jenius itu jauh lebih besar disebabkan bakat. Dan ini bukan semata sesuatu yang pasti bisa dihitung persentasenya semata. Dunia tidak sesederhana yang dikatakan motivator (fakil anti motivator)
Hubungan sidik jari dan kecerdasan
Ini adalah daftar pranala penelitian yang menunjukkan hubungan sidik jari dan kecerdasan
Kesimpulan penelitiannya kalau orang dengan keterbelakangan mental dapat dilihat dari sudut aksial radiusnya. Ini juga menggunakan indikator IQ.
Keterbelakangan mental dan sangat cerdas itu tidak normal
Penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan pola tertentu sidik jari telunjuk dengan kecerdasan saat dewasa. Dengan kata lain, konsep IQ tetap cukup, tidak perlu bakat ganda, dan itupun hanya jari telunjuk, bukan jari lainnya. Tidak semua pola memiliki hubungan dan peneliti juga ragu dengan hasil penelitiannya sendiri.
Cesarik, M., et al, Quantitative Dermatoglyphic Analysis in Person With Superior Intelligence, Coll. Antropol, 1996, 20(2):413-418 –
http://www.collantropol.hr/_doc/Coll.%20Antropol.%2020%20(1996)%202:%20413-418.pdfPenelitian ini menunjukkan kalau orang yang sangat cerdas dapat dikenali dari sidik jarinya. Kembali ia hanya memakai IQ saja sebagai indikator.
Penelitian dari China:
Perhatikan kalau semua sumber hanya mampu menunjukkan asosiasi dengan IQ. Bila anda menghubungkannya dengan sidik jari anak yang katanya memiliki bakat kecerdasan ganda, apa landasannya?
Kritikus Independen
Mereka melakukan tinjauan kritis sejenis. Kesimpulannya :
Tidak ada bukti ilmiah kalau ia bekerja
Berbohong dalam promosinya
Membuat klaim menyesatkan
Memberi bukti kesaksian, bukan bukti ilmiah
Bicara dalam istilah pseudosains
Tidak diterima di barat yang masyarakat umumnya rasional
Fakta tentang sudut AtD
Kembali kita ambil klaim dari jasa sidik jari :
Sudut AtD < 40 derajat = pembelajar efektif
Sudut AtD antara 40 dan 44 derajat = pembelajar normal
Sudut AtD > 44 derajat = pembelajar afektif
Dan ini yang diungkapkan sains:
Sudut AtD < 30 derajat = sering ditemukan pada penderita keterbelakangan mental (IQ<70)
Sudut AtD antara 30 dan 40 = sering ditemukan pada orang cerdas (IQ > 120)
Sudut AtD antara 40 dan 55 = normal
Sudut AtD > 55 derajat = sering ditemukan pada penderita keterbelakangan mental (IQ <70)
Sudut AtD > 60 derajat = penderita sindrom Down (trisomi 21 dan gangguan trisomi lainnya)
Telapak tangan manusia normal dengan sudut AtD nya
Sumber :
Perhatikan bagaimana jasa sidik jari berbeda penafsiran dengan hasil penelitian ilmiah. Jasa sidik jari bakat tidak memasukkan data tentang anak keterbelakangan mental atau sindrom Down, posisi normal berbeda, dan sains tidak mengenal istilah afektif efektif.
Dr. Rita Levi-Montalcini dan Dr. Stanley Cohen
Situs ini mengatakan penemunya adalah Levi-Montalcini dan Cohen.
Berikut klaimnya :
Later on, Dr. Rita Levi-Montalcini and Dr. Stanley Cohen found a correlation between NGF (Nerve Growth Factor) and EGF (Epidermal Growth Factor). The correlation can be explained as follows.
1. The fingerprint on the thumb correlated with prefrontal brain sections. 2. The fingerprint on the index correlated with frontal brain sections. 3. The fingerprint on the middle finger of the brain correlated with the parietal. 4. The fingerprint on the ring finger of the brain associated with temporal. 5. The fingerprint on the little finger associated with the occipital brain.
Ini omong kosong besar. Coba anda cek di Wikipedia apa itu :
Dan
NGF adalah protein kecil yang penting untuk pertumbuhan, perawatan dan kesintasan sel syaraf targetnya. Ia berfungsi sebagai molekul pensinyal. Dengan kata lain, ia adalah dokternya sel syaraf manusia.
EGF juga sama. Ia adalah protein kecil yang penting untuk pertumbuhan, perawatan dan kesintasan sel kulit targetnya.
Dengan kata lain mengatakan NGF berkorelasi dengan EGF sama saja mengatakan syaraf berkorelasi dengan kulit. Bahkan sebelum NGF dan EGF ditemukanpun orang sudah tahu. Apa hubungannya dengan klaim kalau jari berhubungan dengan masing-masing lobus otak coba?
Tidak pernah pula ada hubungannya NGF dan EGF dengan sidik jari dan bakat. Intinya, NGF dan EGF hanyalah pencaplokan istilah sains semata agar telihat, ya ilmiah.
Profesor Roger Lin
Apa yang aneh adalah :
“Skala itu disusun berdasarkan NLP Training Act Amerika Serikat,..”
Kami telah tunjukkan kalau Neurolinguistic Programming (NLP) tidak ilmiah, tidak ada bukti dan tidak memiliki efektivitas. Jika skala potensi sidik jari dan bakat anak disusun berdasarkan NLP, maka dia dua kali lipat absurditasnya.
Pencarian nama Roger Lin dalam database sciencedaily dari tahun 2005 yang memuat 101.589 laporan penelitian ilmiah tidak menunjukkan hasil padahal ada 398 laporan. Satu-satunya data objektif yang bisa diyakini dari biografi Roger Lin di atas adalah penemuan sensor telapak tangannya saja, bukan efektivitas dari bakat anak dan sidik jari.
Sidik jari berkembang dalam kandungan?
Salah besar. Coba lihat jari bayi yang baru lahir dan periksa ada tidaknya sidik jari disitu. Faktanya sidik jari terbentuk mulai pada usia 10 minggu dan selesai pada usia 24 minggu. Faktor yang menyebabkan sidik jari adalah faktor kebetulan, lingkungan dan warisan (Jeremy Haack, 2008). Fakta ini sudah lama diketahui di dunia kepolisian untuk pelatihan pengenalan sidik jari di TKP.
Penelitian Basset et al
Penelitian ini baru selesai tanggal 19 Oktober 2010. Masih sangat baru tapi relevan dengan kasus hubungan jari dan bakat kita. 18 orang partisipan, semua dominan tangan kanan, mengikuti pemeriksaan fMRI (Scan Otak) saat ditugaskan menekan tuts-tuts piano dengan jari kiri (ibu jari tidak diperbolehkan). Setiap partisipan memiliki sedikitnya 4 tahun pengalaman dengan alat musik, pandangan normal dan tidak punya sejarah penyakit syaraf atau gangguan psikologis. Pengukuran dilakukan dalam tiga sesi latihan dalam periode 5 hari.
Nah berdasarkan asumsi jasa sidik jari kita, karena para partisipan adalah orang-orang berbakat musik maka kita akan menduga kalau bagian paling aktif adalah temporal lobe, karena katanya bakat akustik berada di jari manis dan jari manis berkaitan dengan temporal lobe. Mari kita lihat hasil scan:
Bandingkan dengan lokasi lobus otak :
Ada 112 titik di korteks yang aktif saat itu. Temporal lobe terletak di daerah sekitar telinga kita ke belakang. Tapi begitu anda lihat dalam functional parcellation, apakah temporal lobe sangat aktif? Tidak. Ia bahkan tidak hadir dalam kondisi awal. Perlu diketahui kalau potret otak di atas berdasarkan skala waktu, bukan irisan otak. Jadi pada awal tugas bermain piano (kiri atas) yang aktif adalah frontal lobe, dan seterusnya hingga kotak kanan bawah. Lihat, bahkan tugas yang sudah jelas menunjukkan bakat musik melibatkan interaksi dinamis berbagai bagian otak. Tidak sesederhana yang dikatakan jasa sidik jari.
Zhai Guijun
Penelitian berikut sangat menarik : Zhai Guijun. Report on Study of Multivariate Intelligence Measurement through Dermatoglyphic Identification.
Beijing Oriental KeAo Human Intelligence Potential Research Institute, 2006: http://www.zdzw.com/html/yulw.htmIa merupakan satu-satunya penelitian yang mendukung sidik jari cerdas lewat kecerdasan ganda. Walau begitu perlu diperhatikan kalau:
- Penelitian tidak diterbitkan di jurnal peer review, tapi secara online
- Tidak ada referensi yang dikutip
- Belum ada satupun penelitian yang mendukungnya
Dan seandainya anda mencoba mengatakan penelitian ini mendukung sidik jari dan bakat, silakan pelajari hasil penelitian tersebut. Anda akan melihat:
- Ia tidak mengatakan sama sekali hubungan antara tiap lobus otak dengan jari
- Pengarangnya bukan Roger Lin
- Dia tidak menyebutkan sama sekali NGF dan EGF
- Definisi kecerdasan yang digunakan ditentukan sendiri
Kesimpulan
Hubungan sidik jari dan bakat masih sangat controversial. Hanya ada satu penelitian ilmiah yang mendukung dari sekian banyak yang ada. Sebagian besar kampanye hubungan sidik jari dan bakat hanyalah pseudosains. Memakai istilah sains seolah apa yang ia klaim didukung fakta ilmiah. Hal ini selalu terjadi pada masyarakat kita yang awam dan tidak berpikir kritis. Pendidikan tidak sesederhana kecerdasan ganda, NLP, peta pikiran, sidik jari, otak kiri otak kanan, ESQ, mitos 10% otak, kata-kata ahli motivasi, mitos perkembangan otak, reiki,
aktivasi otak tengah, dsb. Pendidikan melibatkan seluruh otak, tiap orang khas, dipengaruhi sekian banyak faktor yang membuat para ilmuan dan pendidik pusing ratusan tahun lamanya. Menyederhanakannya semata lari dari masalah untuk harapan semu. Dari pada anda menggunakan 500 ribu rupiah uang anda untuk terapi, lebih baik anda gunakan untuk menghabiskan waktu bersama anak anda, menyanyi, ngobrol, membaca, bermain bersama, membelikannya sayur dan buah dan menghindarkannya dari pengaruh buruk televisi. Cara sederhana tapi selalu terbukti untuk perkembangan kecerdasan dan bakat anak.
Catatan
Kesimpulan di atas masih sementara karena kami harus mempelajari lebih jauh mengenai paper Zhai Guijun. Dari pengamatan sementara paper ini terlihat tidak memenuhi standar ilmiah biasanya dan lebih mirip permainan numerologi. Tapi itu hanya tinjauan awal. Dari sekian banyak pseudosains yang berputar mengaburkan hubungan sidik jari dan bakat, kami harap paper ini memberikan jawaban pasti apakah benar atau salah. Praktisi sains yang membaca artikel ini diharap juga melakukan tinjauan kritis sehingga tidak ada lagi keraguan.
Referensi ilmiah
Basset, D.S., Wymbs, N.F., Porter, M.A., Mucha, P.J., Carlson, J.M., Grafton, S.T. “Dynamic Reconfiguration of Human Brain Networks during Learning.” 19 Oct 2010.
Cesarik, M., et al, Quantitative Dermatoglyphic Analysis in Person With Superior Intelligence, Coll. Antropol, 1996, 20(2):413-418
Fiore M, Chaldakov GN, Aloe L (2009). “Nerve growth factor as a signaling molecule for nerve cells and also for the neuroendocrine-immune systems”. Rev Neurosci 20 (2): 133–45
Liu Shusen;et al Correlation Analysis Between Fingerprint Pattern And Intelligence. ;Journal Of Chengde Medical College;1995-01
LUO Tong Xiu, XU Ming Zong, LI Shi Wang, ZHOU Xiang, OUYANG Chi, ZHOU Xin Lian . Research on dermal ridge in students with high intelligence. HEREDITAS(BEIJING);1999-03
M. Vashist, R. Yadav, N. & A. kumar : Axial triradius as a preliminary diagnostic tool in patients of mental retardation. The Internet Journal of Biological Anthropology. 2010 Volume 4 Number 1
Najafi, M. Association between Finger Patterns of Digit II and Intelligence Quotient Level in Adolescents -Iranian Journal of Pediatrics, Volume 19 (Number 3), September 2009, Pages: 277 284
Purves D, Augustine G, Fitzpatrick D, Hall W, LaMantia A, McNamara J, White L (2004). Neuroscience. Sunderland, Mass: Sinauer. pp. 72–173, 600–606.
Zhai Guijun. Report on Study of Multivariate Intelligence Measurement through Dermatoglyphic Identification. Beijing Oriental KeAo Human Intelligence Potential Research Institute, 2006.
Referensi populer
Jeremy Haack, 2008. Fingerprints.