Senin, 25 April 2011

Koagulasi dan Penstabilan Koloid


Koagulasi
Partikel koloid kadang-kadang mempunyai daya tank yang kuat sesamanya sehinega membentuk gumpalan padat yang disebut koagulasi. Gumpalan itu mengendap di dasar bejana dan hilanglah sifat koloid sistem. Koagulasi dapatterjadi secara kebetulan atau disengaja.
Adakalanya, kita ingin koloid berkoagulasi sehingga dapat disaring untuk dipisahkan, contohnya untuk memurnikan air. Koagulasi dapatdilakukan dengan empat cara berikut.
,
Cara elektroforesis
Dalam cara elektroforesis, koloid diberi arus listrik sehingga partikel bergerak ke elektroda yang berlawanan muatannya. Akibatnya partikel menjadi netral dan akhirnya menggumpal dan mengendap di sekitar elektroda itu.
Cara pemanasan
Suatu koloid bila dipanaskan akan terkoagulasi karena energi partikel menjadi lebih besar, dan tabrakan sesamanya dapat membentuk ikatan dan akhirnya menggumpal.
Penambahan elektrolit
Koloid yang dapat menyerap ion akan terkoagulasi bila ditambah larutan elektrolit, karena menjadi tidak stabil, contohnya koloid Fe(OH)3, bila ditambah ion negatif, seperti PO43-. Koloid Fe(OH)3 distabilkan oleh ion Fe3+ dengan cara teradsorpsi di permukaannya. Bila ditambah PO43-, mengakibatkan Fe+ di permukaan itu lepas karena membentuk FePC>4. Akibatnya, koloid menjadi tidak stabil dan terkoagulasi.
Koloid yang distabilkan oleh ion negatif, seperti sol As2S3, akan terkoagulasi bila ditambah ion positif, karena ion negatif yang teradsorpsi ditarik oleh ion positif tersebut. Kekuatan ion mengkoagulasi koloid bergantung pada jenis ion dan besarnya muatan. 

Mencampur dua macam koloid

Bila dua macam koloid (sol) yang berlawanan muatannya dicampurakan menimbulkan koagulasi karena ada dayatarik listrik antara keduanya. Contohnya koloid Fe(OH)3 dengan As2S3.
Penstabilan koloid
Partikel koloid (seperti sol) bila dibiarkan lambat laun akan membentuk gumpalan dan mengendap tanpa pengaruh dari luar. Contohnya air susu dan darah bila dibiarkan akan membentuk padatan di dasar bejana. Supaya tidak mengendap, maka koloid harus diberi perlakuan sebagai berikut.
Menambahkan ion
Pada umumnya koloid padat (sol) dapat menyerap ion sehingga akan bermuatan listrik. Partikel koloid yang bermuatan akan tolak menolak sesamanya. Akibatnya, koloid akan stabil dan tidak terkoagulasi. Contohnya koloid Fe2O3. x H20 dapat distabilkan dengan ion Fe3+, karena menyerap ion tersebut.
Dialisis
Koloid bermuatan akan stabil karena tolak menolak antar partikel. Koloid jenis ini akan terkoagulasi jika dalam sistem terdapat ion yang muatannya berlawanan dengan muatan koloid, karena partikel koloid menjadi netral. Koagulasi ini dapat dicegah dengan mengeluarkan ion tersebut secara dialisis.
Menambah emulgator
Koloid dalam bentuk emuisi (tetesan cairan dalam medium cairan lain) dapat distabilkan dengan menambah zat lain yang disebut emulgator. Contohnya, bila air dan minyak dicampur dan dikocok kuat akan membentuk partikel koloid minyak dalam air. Kemudian partikel itu bergabung kembali sehingga akhirnya air dan minyak memisah. Akan tetapi, bila ke dalam campuran itu dilarutkan sabun, mengakibatkan partikel minyak tetap teremuisi dalam air. Maka sabun merupakan emulgator minyak dalam air, atau sebaliknya, emuisi air dalam minyak.

Sumber :
S, Syukri, 1999. Kimia Dasar 2.Bandung: ITB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar