Sabtu, 16 April 2011

Nutrisi dan Nutraseutikal

Produk nutrisi dapat digunakan sebagai obat pada kondisi kekurangan gizi (malnutrisi, malgizi). Produk nutrisi dapat berupa nutrisi parenteral untuk pasien yang dirawat di rumah sakit dan nutrisi enteral yang dikenal pula sebagai food suplemen (vitamin, mineral, asam amino dll.).

Malnutrisi dapat juga terjadi akibat penyakit kronis ( gagal ginjal, gagal jantung, obstruksi paru-paru, gagal jantung kongestif, diabetes), penyakit gastrointestinal (penyakit tukak lambung, inflamasi saluran cerna, pankreatitis), faktor sosial ( ketagihan alkohol atau obat) dan status metabolisme abnormal (kanker, sepsis, luka trauma atau gangguan suhu tubuh) Penanganan pasien dengan pemberian nutrisi adalah untuk meningkatkan status nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kualitas hidup pasien..
Masyarakat sering menggunakan produk nutrisi untuk mengobati penyakit, kombinasi nutrisi dan efek pengobatan melahirkan istilah baru yang dikenal dengan nutraceutical. Nutraseutikal yang dikenal juga sebagai phytochemicals, medical foods, functional food, pharmafoods dan nutritional supplement, diartikan sebagai bahan alam dalam keadaan murni atau pekat, atau senyawa kimia bioaktif yang mempunyai efek meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit atau mengobati penyakit. Contoh nutraseutikal adalah beta karoten untuk mencegah serangan jantung, glukosamin untuk menangani osteoartritis dll. Tidak hanya malnutrisi yang merupakan masalah tetapi kegemukan (obesitas) pun merupakan faktor timbulnya penyakit lain yang juga perlu ditangani dengan baik.
Kecenderungan masyarakat yang lebih memilih nutrisi untuk mencegah dan mengobati penyakit daripada memilih obat merupakan peluang bagi farmasis untuk berkontribusi dalam produksi berbagai sediaan nutrisi, suplemen makanan dan nutraceutical dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan dan aman.
Medical devices
Kemajuan di bidang teknologi instrumen dan reagensia mendukung sains laboratorium klinik. Interaksi sinergis antara bidang ilmu biomedik, farmasi dan bioteknologi telah melahirkan peluang-peluang dalam menciptakan metode baru bidang sains laboratorium klinik. Pengetahuan penggunaan peralatan medis dan diagnostik laboratorium merupakan modal untuk kemajuan laboratorium kesehatan dan memerlukan sumberdaya manusia yang kompeten.
Karakteristik dan penampilan peralatan medis dan reagensia laboratorium diagnostik harus didesain dan diproduksi menurut persyaratan yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di suatu negara. Perlindungan masyarakat terhadap hal yang dapat merugikan kesehatan dan kehidupan manusia akibat penggunaan alat-alat kesehatan (medical devices) dan perbekalan kesehatan rumah tangga (medical households) merupakan kewenangan, tugas dan fungsi Departemen Kesehatan. Untuk keperluan tersebut diselenggarakan pendaftaran, penilaian dan pemberian izin sebelum alat kesehatan diperdagangkan di wilayah negara atau diekspor ke negara lain.
Alat kesehatan adalah bahan, instrumen, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Perbekalan kesehatan rumah tangga adalah alat, bahan atau campuran untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan untuk manusia, hewan peliharaan rumah tangga dan tempat-tempat umum.
Dalam upaya memfasilitasi proses transfer teknologi di bidang peralatan medis dan regensia diagnostik, pemerintah memberikan pembinaan untuk tujuan pengembangan produksi dan penelitian inovatif bagi produsen dalam negeri. Proses transfer teknologi dapat difasilitasi dengan memberikan peluang kepada produsen untuk menjalin kerjasama dengan produsen di negeri maju, misalnya dengan cara pelatihan ataupun magang, di samping pemberian insentif kerjasama penelitian, misalnya dengan fasilitas perolehan HaKI (Intelectual property right).
Untuk memberikan jaminan mutu produk yang beredar di masyarakat, pemerintah melaksanakan penyelidikan pasca pasar atau pengambilan sampel untuk pengujian produk yang beredar. Di samping itu, produsen perlu menerbitkan pedoman kajian dan petunjuk pengujian yang dapat dilaksanakan di laboratorium pengujian mutu atau secara langsung oleh pemakai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar