Selasa, 26 April 2011

Pengaruh Buruk Televisi

Sabtu, 23 April 2011 - Wajar saja kalau televisi memang tidak terlalu senang dengan situs jejaring sosial. Banyak orang sekarang beralih dari media lama yang monoton ke media baru yang interaktif.


Strategi menunjukkan citra buruk internet, khususnya situs jejaring sosial, sebagai tempat para penipu, penculik, penghina guru atau lembaga, dsb, terlepas dari fakta kalau internet, sesungguhnya hanyalah tempat. Sama seperti rumah si A, halaman sekolah, lapangan sepak bola, dsb. Tapi generasi tua yang tidak akrab dengan internet mungkin mengira kalau internet adalah dunia mengerikan seharusnya anaknya tidak boleh masuk ke dalamnya. Dunia mengerikan tersebut, mungkin saja, justru ada di rumah anda sendiri. Di sebuah kotak bernama televisi. Berikut sejumlah fakta ilmiah yang menunjukkan pengaruh televisi bagi manusia.
Balita yang menonton televisi mengakibatkan masa sekolahnya dipenuhi gangguan perilaku
Para ilmuan mengawasi lebih dari 1000 bayi berusia 29 bulan dan kebiasaan mereka di depan televisi. Pengaruhnya langsung nyata, bahkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lainnya. Semakin banyak waktu yang dihabiskan balita menonton televisi, semakin mungkin ia berperilaku buruk di kelas, pasif, prestasi matematika anjlok, senang mencontek dan umm, gemuk.
Penelitian tadi di AS. Di New Zealand juga demikian. Semakin banyak jam sang balita terpapar televisi, semakin besar ia bakalan drop out di sekolah. Bukan masalah apa acaranya. Balita tidak akan mengerti pelajaran membunuh ataupun berbuat baik di televisi. Cukup menonton saja, biarpun tidak ada acaranya.
Bayi dan Anak yang menonton televisi memiliki rentang perhatian rendah
Pernah melihat orang begitu fokus hingga dipanggil seolah gak mendengar. Bisa jadi ia memang tidak mendengar dan bisa jadi ia menonton televisi. Studi dari Iowa State University memastikan kalau batas waktu dua jam sehari adalah maksimal untuk anak. Lebih dari itu anak akan mengalami gangguan perhatian. Dan kemungkinan lebih sering dilempar penghapus oleh guru karena tidak memperhatikan guru yang mengajar di depan kelas. Hal ini juga berlaku bagi bayi yang terpaparkan siaran televisi, karena walau pun tidak mengerti isinya, perubahan pola warna dan gambar yang sangat cepat dan tak terkendali di televisi lah yang menyebabkannya.
Televisi merusak mimpi
Pernah mimpi enak tentang dinosaurus lalu terbangun dari tidur dan sadar kalau televisi menyala dan memang sedang film dinosaurus? Itu tanda nyata kalau televisi mempengaruhi mimpi. Lebih hebat lagi, ia mempengaruhi citra visual dari mimpi. Orang yang hidup di zaman televisi hitam putih memiliki mimpi hitam putih. Orang yang hidup di zaman televisi berwarna, memiliki mimpi yang tentu saja, berwarna.
Televisi membuat anda gemuk
Komputer memang juga membuat gemuk, tapi televisi juga. Intinya apapun yang membuat malas bergerak dapat menyebabkan gemuk. Sesederhana itu. Tidak heran jika penelitian memang menemukan kalau orang yang sedikit menonton televisi membakar lebih banyak kalori per hari daripada orang yang sering menonton televisi. Implikasinya? Tentu saja diet. Para ilmuan berhasil menurunkan berat mahasiswa hanya dengan membatasi waktu mereka menonton televisi di asramanya.
Televisi membuat anda gemar kekerasan
Ini bukan lagi kontroversi. Para ilmuan sepakat kalau tayangan televisi memang membuat orang lebih mungkin bertindak kekerasan. Perhitungan statistik menunjukkan seseorang berusia 18 tahun, rata-rata sudah menyaksikan 200 ribu tindak kekerasan dan 40 ribu pembunuhan, yang memang tentu saja hampir semuanya dalam acara “hiburan.”  Penelitian pada perilaku menonton tv 700 anak menunjukkan kalau semakin tinggi jumlah jam menonton televisi, semakin mereka berperilaku agresif. Ingat ilmuan sudah hati-hati, dengan menyertakan faktor seperti kemiskinan dan pengabaian. Tetap saja jumlah waktu menonton televisi berpengaruh lebih besar.
Sumber
Cooper, S. 6 Shocking Ways TV Rewires Your Brain. Cracked Science, 10 Desember 2010
Hickman, M. Watching TV ‘makes toddlers less intelligent’ Independent, 3 May 2010
Referensi ilmiah
  1. Christakis, D.A., Zimmerman, F.J., DiGiuseppe, D.L. “Early Television Exposure and Subsequent Attentional Problems in Children,” Pediatrics, 2004, 113(4):708-713
  2. Herr, N. Television and Health: Television Statistics and Influence of Television.http://www.csun.edu/science/health/docs/tv&health.html
  3. Jeffrey Johnson et al., “Television Viewing and Aggressive Behavior During Adolescence and Adulthood,” Science 295 (March 29, 2002): 2468–2471
  4. Murzyn, E. “Do We Only Dream in Colour? A Comparison of reported dream colour in younger and older adults with different experiences of black and white media” Consciousness and Cognition, 2008, 1228-1237
  5. Otten, J.J., Jones, K.E., Littenberg, B., Harvey-Berino, J. “Effects of Television Viewing Reduction on Energy Intake and Expenditure in Overweight and Obese Adults: A Randomized Controlled Trial” Arch Intern Med. 2009;169(22):2109-2115.
  6. Pagani, L.S., Fitzpatrick, C., Barnett, T.A., Dubow, E. “Prospective Associations between Early Childhood Television Exposure and Academic, Psychososial, and Physical Well-Being by Middle Childhood.” Arch Pediatr Adolesc Med., 2010, 164(5):425-431
  7. Swing, E.L., Gentile, D.A., Anderson, C.A., Walsh, D.A. “Television and Video Game Exposure and the Development of Attention Problems.” Pediatrics, 2010, 126(2):214-221

Tidak ada komentar:

Posting Komentar