Kamis, 21 April 2011

Protein Dan Asam Amino

Jawaban pertanyaan prapraktek
1.Residu adalah protein yang terdiri dari unit monomer asam amino, atau peptida merupakan polimer asam amino dan asam amino yang menyusun peptida tersebut dinamakan residu
Denaturasi adalah perusakan bentuk tiga dimensi dari molekul oleh berbagai cara fisik dan kimia, seperti perubahan suhu atau pH sedikit saja mengakibatkan perubahan struktur, selain itu juga disebabkan oleh pengaruh sinar X atau sinar UV dan penambahan pelarut organik
Polipeptida adalah apabila peptida mengandung lebih dari 10 asam amino
2.Asam glutamat bersifat asam dan lisina bersifat basa karena struktur asam glutamat terdapat gugus penentu –COOH (gugus penentu asam) sedangkan pada struktur lisina terdapat gugus penentu –NH2 (gugus penentu basa)
3.Uji biuret selalu positif untuk protein, tetapi untuk asam amino tidak. Hasil positif dinyatakan dengan pembentukan kompleks ungu merah jambu, ika Cu2+ dalam larutan basa ditambahkan pada polimer protein yang mengandung ikatan poliamida, dimana protein adalah poliamida, zat ini dapat dihidrolisis dalam larutan atau basa, menghasilkan asam bebas. Reaksi ini digambarkan dengan tripeptida yang residu asam aminonya terikat pada ikatan amidanya
4.Uji yang membedakan protein dari asam amino yaitu uji biuret dimana sesuai jawaban no.3, dimana uji biuret selalu positif untuk protein, tetapi tidak untuk asam amino. Protein adalah poliamida, yang dapat dihidrolisis dalam larutan atau basa menghasilkan asam bebas. Reaksi ini digambarkan dari ikatan peptida yaitu peptida yang terdiri dari 3 asam amino

Hasil Pengamatan
B. Koagulasi protein
Perlakuan : Tabung 1 : 2 ml albumin dipanaskan
Hasil pengamatan : suhu 39OC terjadi koagulasi dan cairan hilang
Perlakuan : Tabung 2 : 2 ml albumin + 4 ml etanol 95% dicampurkan
Hasil pengamatan : terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan atas etanol, lapisan tengah koagulan, dan lapisan bawah cairan putih telur
Perlakuan : Tabung 3 : 2 ml albumin + HCl pekat
Hasil pengamatan : terkoagulasi (berwarna kuning)
Perlakuan : Tabung 4 : 2 ml albumin + HNO3 pekat
Hasil pengamatan : terkoagulasi (berwarna kuning)
Perlakuan : Tabung 5 : 2 ml albumin + NaOH pekat
Hasil pengamatan : terbentuk koagulan (berwarna kuning)
C. Pengendapan protein dan kation
Perlakuan : Tabung 1 : 5 ml air + Cu SO4 10%
Hasil pengamatan : dari warna bening menjadi warna biru
Perlakuan : Tabung 2 : 5 ml larutan albumin + Cu SO 4 10%
Hasil pengamatan : warna biru muda dan terbentuk endapan albumin yang berbentuk heliks
Perlakuan : Tabung 3 : 5 ml air + 4 tetes HCl 10 % + Cu SO4 10%
Hasil pengamatan : warna yang awalnya bening menjadi warna biru muda
Perlakuan : Tabung 4 : 5 ml larutan albumin + 4 tetes HCl 10%
Hasil pengamatan : terjadi emulsi dan terdapat endapan albumin
Perlakuan : Tabung 6 : 5 ml albumin + 4 tetes NaOH 10%
Hasil pengamatan : NaOH tidak bereaksi dengan albumin dan terbentuk benang-benang, larutan berubah warna jadi biru muda dan terbentuk endapan albumin
Pembahasan
Protein merupakan biomolekul besar yang terdapat dalam setiap makhluk hidup. Jenis protein cukup banyak dan fungsinya berbeda-beda. Seperti protein struktural adalah keratin pada kulit dan kuku manusia, fibroin pada serat sutera dan jaring laba-laba serta kolagen pada kulit. Protein hormonal berfungsi sebagai pengatur metabolisme tubuh misalnya insulin dan enzim-enzim.
Meskipun jenisnya banyak dan bentuknya berbeda-beda, berbagai protein mempunyai struktur kimia yang mirip sebab tersusun dari sejumlah asam amino yang terikat satu sama lain dan membentuk rantai panjang. Nama asam amino menunjukkan bahwa senyawa ini mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus karboksil yang bersifat asam, dan gugus aino yang bersifat basa.
Percobaan ini dilakukan untuk memeriksa sifat asam amino dan protein, mengamati beberapa reaksinya, dan melakukan uji untuk membedakannya.
Percobaan pertama, hidrolisis gelatin dengan asam, dimana uji ini dilakukan dengan mengetahui bahwa protein adalah poliamida, zat ini dapat dihidrolisis dalam larutan asam atau basa, menghasilkan asam bebas. Reaksi ini digambarkan dengan tripeptida yang residu asam aminonya terikat dan ikatan amidanya ditunjukkan dengan tanda panah. Tetapi hidrolisis ini adalah proses yang memerlukan waktu yang lama.
Pada koagulasi protein kita sediakan 5 tabung, pad tabung 1, 2 ml albumin dipanaskan pada suhu 39oC terjadi koagulasi dan cairan hilang. Pada tabung 2, 2 ml albumin + 4 ml etanol 95% terbentuk 3 lapisan : lapisan atas C2H5OH, lapisan kedua koagulan, lapisan ketiga cairan putih telur. Tabung 3, 2 ml albumin + HCl pekat terkoagulasi (berwarna kuning). Tabung 4, 2 ml albumin + HNO3 pekat terkoagulasi (berwarn kuning) jaid (albumin yang mengandung protein) terkoagulasi dengan warna koagulan berbeda-beda untuk setiap perlakuan. Protein mempunyai konfigurasi tiga dimensi yang pasti : sering mengandung struktur heliks atau lembaran terlipat yang disebut struktur sekunder, struktur tersier mengacu pada pelipatan dan penggulungan rantai peptida (yang telah disusun dalam struktur sekunder) menghasilkan konformasi yang agak kaku.

Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan :
Albumin yang mengandung protein jika dipanaskan, direaksikan dengan asam kuat dan basa kuat maka akan terkoagulasi. Dan jika albumin direaksikan dengan asam kuat dan basa kuat kemudian ditambahkan dengan CuSO4 10% maka akan terbentuk endapan.


Daftar Pustaka
Bialangi. Nurhayati. 2008. Penuntun Praktikum kimia Organik II. UNG : Gorontalo



A.Hidrolisis gelatin dengan asam
Asam yang digunakan : asam sulfat (H2SO4)
Lama dan suhu hidrolisis : 2-3 jam dan 900 C
Apakah anda memperoleh kristal? Kristal apakah itu?
Jawab:
B.Koagulas protein
Tabung
Perlakuan
Perubahan yang terjadi
1
Suhu panas
Suhu 390 terjadi koagulasi dan cairan hilang
2
Etanol 95 %
Terjadi 3 lapisan ; lapisan atas C2H5OH, tengah koagulasi, dan lapisan bawah cairan putih telur
3
Asam kuat (HCl)
Terkoagulasi (berwarna kuning)
4
Asam kuat (HNO3)
Terkoagulasi (berwanna kuning)
5
Basa kuat (NaOH)
Terkoagulasi (berwarna kuning)

Kesimpulan: (bandingkan hasil satu dengan yang lainnya)
Dari setiap perlakuan dalam percobaan (koagulasi protein) terdapat koagulasi (albumin yang mengandung protein) terkoagulasi dengan warna koagulasi yang berbeda – beda untuk setiap perlakuan.


C.Pengendapan protein oleh kation tembaga
Tabung
Isi
Perubahan yang terjadi
1
Air
Dari warna bening menjadi warna biru
2
Albumin
Warna biru muda dan terbentuk endapan albumin yang berbentuk heliks
3
Air + asam
Warna yang awalnya bening menjadi warna biru muda
4
Albumin + asam
Terjadi emulsi dan terdapat endapan albumin
5
Air + basa
Terjadi emulsi warna biru, lama – kelamaan terbentuk endapan
6
Albumin + basa
NaOH (basa) tidak bereaksi dengan telur dan terdapat benang – benang yang terbentuk warna biru muda dan terbentuk endapan albumin

Kesimpulan:


ASAM OKSALAT

waktu
sketsa langkah kerja
hasil pengamatan
reaksi
09.20
menimbang 20 gram gula pasir

09.39
memasukan 20 gram gula pasir kedalam labu dasar bulat + 100 ml HNO3 pekat

C11H22O11 + HNO3 + H2O HOOC -COOH
09.42

09.56
09.58
09.59

labu tersebut dipanaskan diatas penangas air, sampai uap coklat NO2 keluar dari labu

larutan menjadi kekuning-kuningan

larutan mulai bereaksi
dinding labu mulai coklat
uap larutan menjadi coklat keluar dari labu

10.01
labu dimasukan dalam lemari asam selama 15 menit
menit pertama

menit ke-5

menit ke-30

gelombang gas warna coklat mulai keluar
uap keluar dari labu semakin banyak
gas dari NO2 telah habis

10.47
di tuangkan hasil reaksi kedalam gelas kimia
gas NO2 kelaur dari labu pada saat dituangkan dalam gelas kimia
larutan menjadi kuning pudar
dalam larutan terdapat gelembung-gelembung

10.50
.labu dicuci dengan air dingin
air cucian dimasukan kedalam gelas kimia yang bereaksi hasil reaksi

10.52
larutan dalam gelas kimia dipanaskan pada penangas air ampai volumenya tinggal 20 ml

larutan yang tinggal 20 ml ditambahkan 40 ml air
di uapkan lagi sampai volumenya tinggal 20 ml.

16.30
larutan yang tinggal 20 ml didinginkan dalam air es
terbentuk kristal asam oksalat

16.57
kristal asam oksalat disaring dengan corong buchner
diperoleh filtrat kristal asam oksalat

rekristalisasi asam oksalat dengan melarutkannya dalam air panas

16.59
didinginkan untuk mendapatkan kristal
disaring, dan dikeringkan dalam deksikator
diperoleh kristal asam oksalat yang lebih murni
diperoleh filtrat kristal asam oksalat

kristal asam oksalat dikeringkan dalam deksikator
diperoleh kristal asam oksalat


uji titik lelehnya
berat asam oksalat yang dihasilkan 3,5063 gram
berat cawan kosong = 49,58 gram
berat cawan + kristal = 52,83 gr
berat kristal = 3,25 gr
suhu awal = 25 0c
suhu awal = 103 0c
suhu tengah = 109 0c
suhu akhir = 131 0c
suhu pada saat mencair
suhu setengah mencair
suhu kristal habis mencair

PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, akan dilakukan pembuatan asam oksalat dari sukrosa (gula pasir) melalui reaksi oksidasi. dimana sukrosa direaksikan dengan asam nitrat pekat melalui reaksi oksidasi dengan cara pemanasan sampai upa coklat gas NO2 keluar dari labu tujuan dari pemanasan adalah agar terbentuk asam oksalat dengan di tandai adanya gas NO2 yang keluar dari labu, tetapi NO2 merupakan gas beracun. oksidasi senyawa senyawa alifatik tertentu dengan HNO3 pekat akan mengakibatkan atom-atom karbon terpecah dalam pasangan-pasangan membentuk asam oksalat (HOOC-COOH), pada sukrosa (gula pasir) rantai gugus alkohol sekundernya pecah menghasilkan asam oksalat. kemudian percobaan dilakukan didalam lemari asam, karena labu mengeluarkan gas NO2 yang kemudian air cucian dimasukan dalam gelas kimia yang berisi larutan hasil reaksi. lalu dibersihkan agar larutan yang tersisa pada labu dapat dimasukan dalam gelas kimia yang berisi larutan hasil reaksi. larutan hasil reaksi dalam di tambahkan 20 ml HNO3 pekat kemudian di panaskan. tujuan dilakukan penguapan untuk menguapkan pelarut pada proses pencucian.
Larutan di tambahkan 40 ml air, kemudian di uapkan lagi sampai volumenya sisa 20 ml. didinginkan larutan dalam air es agar terbentuk kristal asam oksalat. kristal asam oksalat yang diperoleh disaring dengan menggunakan corong buchner dilengkapi dengan pompa vakum yang berfungsi untuk menarik pelarut (air) yang terdapat pada kristal asam oksalat. kemudian dikristalisasi asam oksalat. kemudian direkristalisasi adalah untuk memperoleh kristal yang lebih murni. kemudian disaring dan di keringkan dalam deksikator karena deksikator adalah alat yang didalamnya terdapat tempat zat pengering seperti H2SO4 pekat atau silika gel.
Dilakukan uji titik leleh kristal asam oksalat dengan cara memasukan asam oksalat kedalam pipa kapiler kemudian menggunakan pelarut minyak karena minyak memiliki titik leleh lebih besar dari titik leleh teoritis asam oksalat. dari percobaan ini diperoleh kristal asam oksalat berbentuk seperti jarum dengan titik leleh 114,33 0c dan berwarna putih. sedangkan secara teoritis asam oksalat merupakan asam dikarboksilat yang mempunyai berat molekul rendah, berwujud padat dan bertitik lele 189,5 0c sedangkan untuk asam oksalat terhidrat mempunyai titik leleh 101 0c dan berbentuk kristal monoklin. untuk titik leleh hasil eksperimen 114, 32 0c mendekati titik leleh asam oksalat terhidrat, asam oksalat teoritis yaitu 101 0c dengan bentuk kristal seperti jarum berwarna putih.
asam oksalat tidak dapat dipanaskan karena asam oksalat akan mengurai menjadi asam format dan karbon dioksida pada suhu  198 0c oleh karena itu asam oksalat tidak daapt dikeringkan dengan cara pemanasan.
HOOC – COOH HCOOH + CO2

KESIMPULAN
dari percobaan yang telah dilakukan, dapat di ambil kesimpulan :
1.pembuatan asam oksalat dari sukrosa dapat dilakukan melalui reaksi oksidasi dengan katalis HNO3 pekat.
2.titik leleh eksperimen asam oksalat 114,32 0c mendekati titik leleh asam oksalat terhidrat 101 0c sedangkan tititk leleh teoritis asam oksalat 189,5 0c
3.bentuk kristal yang dihasilkan adalah bentuk kristal jarum.

DAFTAR PUSTAKA

Bialangi Nurhayati. 2008. penuntun praktikum kimia organik ii. ung: gorontalo
Wahjudi. dkk.2003. kimia organik ii. universitas negeri malang: malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar