Kamis, 21 April 2011

Persepsi Wajah Manusia tidak hanya dimiliki Manusia

Sabtu, 16 April 2011 - Ketika memeriksa wajah sang penjahat yang berdiri diantara barisan orang di kantor polisi, anda memakai proses yang sama seperti yang dipakai merpati.


Sebuah studi yang diterbitkan dua peneliti Universitas Iowa tanggal 31 maret dalam Journal of Vision menemukan kalau merpati mengenai ekspresi emosi dan identitas wajah manusia sama halnya seperti kita.
Merpati ditunjukkan potret-potret wajah manusia yang beraneka ragam dalam identitas wajah dan ekspresi emosi – marah atau tersenyum. Dalam satu eksperimen, merpati, seperti manusia, ditemukan mempersepsi kesamaan antara identitas dan emosi dalam wajah. Dalam percobaan kedua, eksperimen kuncinya, tugas para merpati adalah menggolongkan potret menurut hanya salah satu dimensi dan mengabaikan lainnya. Merpati ditemukan lebih mudah mengabaikan emosi saat mereka menggolongkan identitas wajah daripada mengabaikan identitas ketika menggolongkan emosi, demikian menurut Ed Wasserman, profesor psikologi eksperimental dan mahasiswa pasca sarjana Fabian Soto, keduanya dari Jurusan Psikologi Kampus Sains dan Seni Bebas Universitas Iowa.
“Asimetri telah ditemukan berkali-kali dalam eksperimen pada manusia dan selalu ditafsirkan sebagai hasil organisasi khas sistem pemprosesan wajah manusia,” kata Soto. “Kami memberi bukti pertama kalau efek ini muncul dari proses persepsi yang ada pada vertebrata lain.
“Tujuan dari proyek ini bukanlah menunjukkan kalau merpati mempersepsi wajah seperti kita atau ingin menunjukkan kalau manusia bukan satu-satunya yang mampu mengenali wajah. Tapi, tujuannya adalah melihat bahwa proses khas dan umum sepertinya terlibat dalam pengenalan wajah manusia dan kontribusi keduanya harus diperiksa secara empiris dengan hati-hati,” tambahnya.
Faktanya, penemuan ini dapat membuat ilmuan mempertimbangkan asumsi mereka mengenai seberapa uniknya proses kognitif manusia dapat berinteraksi dengan proses yang lebih umum seperti pengenalan wajah.
Wajah-wajah yang digunakan dalam eksperimen Soto dan Wasserman. (Credit: Journal of Vision)
“Adalah umum diantara para peneliti persepsi dan kognisi untuk berspekulasi tentang adanya mekanisme khusus tanpa memberi data empiris meyakinkan untuk mendukung asumsinya. Kami berharap kalau penelitian kami akan memicu ilmuan lain melakukan penelitian komparatif yang lebih banyak untuk memeriksa dakuan mereka mengenai evolusi proses kognitif dan persepsi manusia yang diduga unik,” kata Wasserman.
Para peneliti mempelajari merpati dalam proyek ini karena mereka memiliki penglihatan yang bagus dan tidak berhubungan dekat secara evolusi dengan manusia. Merpati tidak memiliki sistem khusus pengenalan wajah, namun mereka masih menunjukkan kesamaan dengan manusia ketika mereka terlatih mengenali wajah manusia. Penafsiran sederhana kesamaan ini adalah bahwa ia adalah hasil dari proses pengenalan yang lebih umum yang dimiliki kedua spesies.
Eksperimen-eksperimen ini dilakukan di laboratorium Wasserman tahun 2009 dan 2010.
Penelitian didanai oleh beasiswa dari Lembaga Kesehatan Mental Nasional dan Lembaga Mata Nasional.
Referensi berita :
Referensi Jurnal:
F. A. Soto, E. A. Wasserman. Asymmetrical interactions in the perception of face identity and emotional expression are not unique to the primate visual systemJournal of Vision, 2011; 11 (3): 24 DOI: 10.1167/11.3.24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar