Sabtu, 16 April 2011

Sintesis Iodoform

 TUJUAN PERCOBAAN : 
      Membuat Iodoform Dari Aseton Melaui Reaksi Substitusi Elektrofilik

DASAR TEORI
Pengertian Iodoform
Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol / aseton dan asetaldehida dalam suasana basa.
Pembuatan Iodoform
Pembuatan Iodoform serupa dengan pembuatan kloroform, karena merupakan analog iodinnya. Akan tetapi berbeda dengan pembuatan kloroform, pada pembuatan iodoform pereaksi yang digunakan adalah natrium hipoiodit. Reaksinya terjadi antara senyawa karbonil yang memiliki gugus asetil (CH3CO-) dan natrium hipoidoit (NaOI). Iodoform yang diperoleh berupa kristal berwarna kuning, dengan titik leleh 1200C dan mempunyai bau yang khas. Iodoform dapat digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik luar.
Reaksi Iodoform
Reaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana dalam reaksi tersebut digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida (NaOH dan KOH) sehingga menghasilkan Iodoform.




SIFAT-SIFAT IODOFORM
a. Sifat Kimia Iodoform
1) Kondensasi lipidine ethiodide dari alkil menghasilkan cis-( 1-ethylguinoline-4-)-trimetinaiomine.
2) Iodoform dan kalium poidat membentuk CL4 – (tetraidometane)
3) Iodoform dapat di hidrogenasi di itomenasi (metilan iodida)
4) Iodoform bila dipanaskan dengan campuran anilin dan larutan NOH alkoholat karbilamine membentuk isosianida.
5) Iodoform dapat di hidrolisis dengan kuat.
6) Iodoform bila direduksi dengan Na2As2O4 akan membentuk metilen iodida.
7) Iodoform bila direaksikan dengan dan NaOH akan menghasilkan warna merah ungu pada lapisan piridin, setelah di panaskan sebentar.
8) Jika iodoform di panaskan dalam satu tabung kering, akan timbul uap yang berwarna violet dari iodium.
9) Test larutan AgHO3 reaksi dengan larutan AgHO3 (argentum nitrat) tidak memberikan endapan kuning perak iodida (Agl).
10) Tidak bereaksi dengan kolomel, HgO.
b. Sifat Fisika Iodoform
1) Bentuk berupa kristal kuning berkilauan
2) Bentuk bangun merupakan heksagonal dengan I sebagai pusatnya
3) Titik lebur 119-1230C
4) Berat jenis 4,00 gr/mil
5) Berat molekul 393,73
6) Komposisi C=3,05g; H=6,266; I=96,496
7) Mudah menguap (meyublim) pada suhu kamar
8) Terurai oleh pengaruh panas cahaya dan udara membentuk CO2, CO, I2, H2O
9) Memiliki bau yang khas
10) Sukar larut dalam air tapi mudah laut dalam akohol
11) Berguna dan acetor
12) Perlahan-lahan larut dalam petaoida atom
Kegunaan Iodoform
1. Sebagai pemusnah baktei iodoform digunakan sebagai antiseptik terhadap luka-luka lecet, karena membebaskan I2
2. Sebagai pencegah keluarnya nanah dan pencegah pertumbuhan bakteri.
Pembuatan Iodoform
Iodoform dapat dihasilkan dari :
  1. Alkohol
Alkohol direaksikan dengan I2 dan KOH, maka mula-mula alkohol direaksika dengan alkanal.



Etanol kemudian beeaksi dengan I sehingga terbentuk triiodeotanol.



Dalam lingkungan KOH maka triodetanal berubah menjadi iodoform dan kalium metanoat



2. Aseton
Aseton direaksikan dengan I2 dan KOH, maka I2 akan mengoksidasi aseton.Dalam lingkungan basa (KOH) H3C-C-Cl3 di ubah menjadi iodoform dan kalium asetat



Dalam lingkungan basa (KOH) H3C-C-Cl3 di ubah menjadi iodoform dan kalium asetat.



3. Asam laktat
4. Secara elektrolisa
Aseton maupun atenal dapat di elektrolisa oleh KI an Na2CO3, elektrolisa dilakukan dengan elektroda platinum. Larutan yang ada mengandung K+, Na+, I-, CO2 dan H+ serta O- dari air. Ion-ion akan kehilangan muatan selama elektrolisa, H+ pada katoda, dan I- serta OHyang dibebaskan pada anoda, bereaksi bersama menghasilkan iopoiodit CO-. Larutan menjadi mengandung ion NaOI yang bereaksi dengan atenol atau asenal.
5. Iodoform dapat dibuat dengan semua zat bereaksi positif dengan positif dengan iodoform test.
Iodoform Test
Senyawa yang mengandung salah satu dari gugus –I-CH3 dan OH-CH3akan bereaksi dengan I2 dalam NaOH memberikan endapan kuning iodoform. Reaksi ini adalah reaksi terhadap test.
Senyawa yang mengandung gugus –CHOHCH3 memberikan hasil positif pada iodoform test, karena karena itu pertama kali di oksidasi menjadi metal keton. Metal keton kemudian bereaksi dengan I2 dan ion Hidropodia menghasilkan iodoform. Gugus fungsional –COCH3, atau CHOHCH3 dapat diserang oleh anil, alkil, atau hydrogen. Etanol, acetaldehid, acetor, alkohol sekunder, aceta fenam, isopropyl alkohol, kunder, aceta fenon, metal keton yang lain, isopropyl alkohol asam laktat, hidrat tekstabil dari acetadehid, CH3 serta karbinal sekunder dimana satu gugusnya yang diserang CH adalah metal semuanya membuat reaksi positif terhadap iodoform test.
Secara umum senyawa dimana gugus metilnya diserang oleh gugus –CH3CO-, CH2 ICO-, atau CH2CO- yang ketika bergabung dengan atom hydrogen atau atom hydrogen/gugus aktif akan memberikan “sterie hindrance” (gangguan ruang) yang berlebihan.
Iodoform test akan bereaksi positif untuk senyawa apapun yang bereaksi dengan regent untuk memberikan turunan yang mengandung satu dari gugus yang di syaratkan. Sebaliknya senyawa yang mengandung satu dari gugus yang di syaratkan tidak akan memberikan iodoform bila gugus tersebut dirusak oleh oksihidrolitik dari reagent sebelum iodonasi sempurna. Jenis-jenis senyawa yang memberikan reaksi positif terhadap iodoform test: (R= radikal anil atau alkil, kecuali anil di-ortho, tersubtitusi radikal). Hal ini disebabkan senyawa gugus asetil di atas dipisahkan oleh reagent menjadi asam asetal yang menahan iodiasi. Iodoform test sering digunakan pula untuk menentukan kebebasan suatu senyawa suatu zat, dimana senyawa itu diketahui memberi reaksi positif terhadap test, sering digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder, sekunder dan tersier (terutama melihat ada tidaknya alkohol sekunder). Struktur alkohol sekunder menghasilkan test positif terhadap iodoform test.
Tahap-tahap kerja rekristalisasi
1) Pemilihan pelarut
2) Melarutkan senyawa murni dalam senyawa padat atau dekat titik didihnya
3) Penyaringan larutan masih dalam keadaan panas dari partikel zat yang tidak larut
4) Pendinginan larutan yang masih panas tersebut, sehingga senyawa yang di larutkan akan mengkristal kembali
5) Pemisahan kristal dari larutan yang menyertainya
6) Pengeringan kristal
Cara pemilihan pelarut
1) Mempunyai daya pelarut yang tinggi untuk senyawa yang akan dimurnikanm pada suhu tinggi, dan mempunyai daya larut yang rendah pada suhu yang rendah
2) Titik didih rendah, untuk dapat mempermudah proses pengeringan setelah kristal terbentuk
3) Titik didih pelarut hendaknya lebih rendah dari titik lebur zat padat yang di larutkan tidak murni terurai pada saat pelarutan
4) Pelarut tidak bereaksi dengan pelarut yang akan di larutkan
5) Dapat menghasilkan bentuk kristal senyawa yang dimurnikan
6) Mudah dipisahkan dari senyawa yang mudah dimurnikan
7) Dapat memisahkan kotoran dari senyawa murninya dengan cepat
8) Ekonomis dan mudah diperoleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar